Novel: Loving You (Part 8)

- Penulis

Jumat, 6 September 2024 - 17:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Novel: Loving You (Part 2)

Novel: Loving You (Part 2)

Faik dan Fadli memakan nasi goreng buatan Bu Atikah. Sementara itu, Bu Atikah menggendong Ihsan dan membawanya ke halaman rumah.

Bu Atikah kembali masuk ke dalam rumah ketika Faik dan Fadli baru saja menyelesaikan makanannya. Ia langsung menghampiri menantunya. “Nak Faik, Ihsan kan baru lahir. Masak langsung dipakaikan popok instan begini? Nanti kulitnya bisa iritasi. Coba kamu ganti dengan popok kain dulu. Setidaknya sampai dia berusia satu bulan. Punya bayi itu memang susah. Merawatnya harus ekstra hati-hati.”

Faik yang sedang mencuci piring menoleh pada ibu mertuanya. Ihsan yang berada di gendongan ibu mertuanya terlihat hanya memakai popok. Baju dan kain yang digunakan Faik untuk bedung Ihsan tersampir di pundak Bu Atikah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Eh, iya, Ma. Kata dokter, popok instan aman kok dipakaikan untuk bayi yang baru lahir,” jawab Faik.

“Ah, kamu ini. Kalau Ihsan sudah sakit, kita kan harus periksakan dia ke dokter. Kita bayar dokternya. Ya jelas dokternya senang dapat uang. Ihsan yang kasihan. Kita juga jadi tambah susah,” kata Bu Atikah sambil tersenyum sinis. Ia kemudian kembali memandangi cucu pertamanya.

Faik yang tidak ingin berdebat dengan ibu mertuanya hanya mengiyakan permintaan mertuanya tersebut. Sementara itu, Fadli hanya duduk di tempatnya sambil memandangi kedua wanita yang sama-sama ia cintai secara bergantian.

“Oh iya, Nak Faik. Mama tadi sudah jemur Ihsan supaya dia dapat cahaya matahari dan tubuhnya hangat. Mumpung masih pagi dan belum panas mataharinya. Sekarang, kamu tolong siapkan air untuk mandi Ihsan, ya. Cucu Mama sudah berkeringat banyak sekali ini,” kata Bu Atikah sambil berjalan kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa.

Faik tersenyum getir. “Jadi, Ihsan hanya memakai popok karena habis Mama ajak berjemur?”

“Ya iya, dong. Masak berjemur tetap pakai baju dan bedung. Nanti kulitnya tidak terkena matahari. Katanya kan, matahari bisa membantu pembentukan vitamin D. Kalau kulitnya tidak kena matahari, bagaimana caranya bisa terbentuk vitamin D?” jawab Bu Atikah dengan semangat.

Mendengar jawaban ibu mertuanya, Faik hanya tersenyum getir lagi. Menurut berbagai sumber yang ia baca di internet, bayi yang baru lahir, sebaiknya dijemur dengan tetap menggunakan pakaiannya. Hal itu dikarenakan kulit bayi yang baru lahir itu masih sangat sensitif. Pada beberapa kasus, paparan sinar matahari langsung pada kulit bayi, bahkan bisa membuatnya terbakar.

Baca Juga:  Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 11)

Faik hanya bisa berdoa dalam hati supaya Ihsan tidak memiliki kulit yang terlalu sensitif dengan cahaya matahari. Ia kemudian beranjak ke kamar mandi untuk menyiapkan air mandi Ihsan.

Bu Atikah langsung membawa Ihsan ke kamar mandi begitu Faik sudah mengatur suhu air dalam bak mandi Ihsan suam-suam kuku. Sementara itu, Fadli dan Faik naik ke atas menyiapkan perlengkapan ganti Ihsan.

Selesai memandikan Ihsan, Bu Atikah langsung membungkus Ihsan dengan handuk dan menggendongnya ke kamar tamu di mana Faik sudah menaruh peralatan ganti Ihsan. Ia kemudian meletakkan Ihsan di kasur dan mulai mengeringkan badannya.

“Lo, di mana bedak dan minyak telonnya?” tanya Bu Atikah sambil membolak- balik baju ganti Ihsan, mencari kedua benda yang ia sebutkan tadi.

“Enggak ada, Ma. Kata Mira, bedak dan minyak telon itu enggak perlu untuk bayi, Ma.” Kali ini, giliran Fadli yang menjawab pertanyaan ibunya.
Bu Atikah menegakkan badannya. “KALIAN INI BAGAIMANA, SIH? NIAT PUNYA ANAK ATAU TIDAK? MASAK BAYI DIBIARKAN POLOSAN BEGINI. MAMA MASIH BISA TERIMA KALAU BAYI KALIAN TIDAK DIBERI GURITA BAYI. TAPI YA MASAK TIDAK DIBERI MINYAK TELON DAN BEDAK JUGA? MINYAK TELON ITU BISA MEMBUAT BAYI KALIAN HANGAT DAN NYAMAN. SEDANGKAN BEDAK ITU BISA MEMBUAT KULIT BAYI HALUS DAN MENYERAP KERINGATNYA YANG BERLEBIH.” Ia begitu tidak habis pikir dengan kelakuan anak dan menantunya. Dadanya terlihat naik turun beriringan dengan napasnya yang memburu karena marah.

Fadli berusaha memberikan penjelasan pada mamanya. “Tapi, Ma. Itu kata Mira lo. Mira kan dokter…”

“Sekali lagi Mama tanya. Kalian benar-benar berniat untuk mengasuh anak kalian dengan baik atau tidak?” potong Bu Atikah. Ia menatap tajam pada anak semata wayangnya.

 

~Bersambung~

 


Untuk membaca bab-bab sebelumnya, bisa klik di sini.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB