Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 6)
Bab. 6
POV: HAURA
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah. Akhirnya sampai juga aku di titik ini. Terima kasih ya Allah,” gumamku penuh rasa syukur.
Aku tak pernah menyangka akan berjodoh dengan Irfan. Laki-laki yang tampan, wajah yang tegas dengan rambut jambang tipis yang tumbuh di sepanjang kedua rahangnya, menambahkan kesan kelelakiannya. Hidung yang tinggi mancung namun tidak terlalu besar, bibir yang tipis, kulit putih bersih khas cowok asia membuatnya menjadi idola para teman kerja wanitanya.
Sifatnya yang penyayang keluarga, dan bertanghung jawab serta caranya menghormati wanita membuatku semakin jatuh cinta. Pertemuan pertama aku dan Irfan justru terjadi tanpa disengaja karena sebuah insiden kecil. Dari pertemuan itu berlanjut ke pertemuan selanjutnya ternyata lebih tidak pernah kuduga sebelumnya. Irfan ternyata teman kuliah sepupuku, Fania. Aku memang kuliah di tempat yang sama. Hanya saja, kita beda angkatan sehingga tidak pernah saling mengenal di masa-masa kuliah.
Pertemuan keduaku dengan Irfan saat aku baru saja pulang dari London setelah menyelesaikan pendidikan S-2ku. Saat itu aku sedang mengurus berkas administrasi untuk menjadi dosen di sebuah kampus swasta yang cukup terkenal di Bandung. Dari sanalah hubungan kami semakin dekat. Hingga akhirnya aku sampai berada di titik ini. Irfan menikahiku.
Hari yang akan menjadi sejarah terindah dalam hidupku tiba. Hari pernikahanku. Seluruh keluarga besarku sedang sibuk mempersiapkan segala kebutuhan untuk acara yang sakral itu. Segala persiapan sebenarnya telah dilakukan sejak empat bulan yang lalu setelah proses lamaranku dengan Irfan.
Beberapa keluarga yang jauh telah datang. Semua bergembira berkumpul di rumah orang tuaku. Sebagian ada yang datang sehari sebelum hari pernikahan dan menginap di rumah saudara Mama yang masih dalam satu kota ini. Ada juga yang sengaja menginap di hotel dekat tempatku menggelar resepsi.
Tempatku menggelar akad dan resepsi masih dalam kota, hanya kurang lebih lima belas menit dari rumahku. Saat-saat mendebarkan telah tiba. Para bridesmaid sudah berkumpul siap membantuku. Mereka yang menjadi bridesmaidku merupakan orang-orang terdekatku. Keluarga dan sahabatku. Fania sepupuku dan Mila sahabatku dari sejak SMA salah satunya. Semua persiapan sudah 99%. Acara akan segera dimulai.
Rombongan pengantin pria telah datang. Irfan mengenakan beskap putih dipadukan dengan bawahan kain batik. Dia diapit oleh bapak dan ibunya yang juga mengenakan baju adat sunda yang juga sama dipakai Papa dan Mamaku. Ekspresi gugup dan tegang tampak jelas dari wajah Irfan. Robongan pengantin dan tamu mulai memasuki area restoran yang kami sewa untuk acara sakral ini. Para tamu duduk di tempat-tempat yang telah disediakan dan ditata rapi.
Acara pun dimulai. Aku masih menunggu di ruang rias pengantin. Tibalah saatnya prosesi ijab kabul pernikahan.
“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda Irfan Nizar Wardana bin Lukman Wardana dengan putri saya yang bernama Meidina Haura Bening dengan mas kawin berupa satu set perhiasan emas sebesar 50 gram dan uang sebesar 20 juta rupiah dibayar tunai.” Suara Papa menggema saat mengucapkan ijab.
“Saya terima nikah dan kawinnya Meidina Haura Bening binti Hendra Cahyadi dengan mas kawin satu set perhiasan emas sebesar 50 gram dan uang sebesar 20 juta rupiah dibayar tunai.” Jawaban Irfan yang lantang dan jelas seolah tidak lagi ada ketegangan dalam dirinya membuatku bangga padanya. Hatiku bsrbisik, “inilah lelakiku.”
“Bagai mana para saksi? Sah?” ucap penghulu kepada para saksi nikah.
“Sah!”
“Alhaamdulillah. Barakallahu laka wa baraka alaika wa jama a baina kumma fi khair.” Seluluh tamu undangan dan keluarga yang hadir melantunkan kalimat tahmid atas kelancaran ijab kabul yang Irfan ucapkan.
Aku tak kuasa menahan rasa haru, sedih, dan bahagia yang bercampur di hari terindahku ini. Titik air yang berkumpul di dua sudut mataku akhirnya meluncur bebas mengalir ke pipiku. Aku terharu dan bahagia karena akhirnya aku bertemu dengan jodohku. Di sisi lain rasa sedih juga hadir di hari bahagiaku. ini aku telah dewasa. Aku tak mungkin terus berada di sisi Papa dan Mama. Karena, sebentar lagi aku akan tinggal bersama keluarga kecilku, keluarga baruku.
Acara resepsi yang dihadiri oleh seluruh keluarga besarku, teman-teman, kerabat yang dekat dan kerabat Papa dan Mama dari luar kota turut hadir dalam pestaku yang berlangsung meriah. Area halaman belakang resto diubah menjadi tempat yang indah dengan berbagai hiasan ala pesta kebun.
Dekorasi bunga yang cantik dipasang di depan pintu menuju halaman. Pelaminan yang sederhana berhiaskan bunga-bunga yang cantik menambah kesan asri tapi tetap elegan. Meja-meja tempat hidangan berisi aneka makanan juga tersusun dengan rapi. Ada menu utama nasi beserta hidangan pelengkap lainnya, aneka jajanan pasar, dessert, minuman ringan dan lainnya.
Beberapa kursi dan meja tertata rapi dipasang khusus untuk para tamu VIP. Karena konsepnya pesta kebun sehingga tidak banyak tersedia kursi. Di salah satu sudut taman ini tersedia photo boot untuk para tamu yang datang.
Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya