“Maaf, ya, Hau, apa kamu dan Irfan sudah memeriksakan diri ke dokter kandungan?”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Belum, Mil. Aku takut kalau ternyata ada hal yang tidak kami inginkan.”
“Haura Bening, kalau kamu nggak pernah ke dokter, bagaiman bisa tahu salah satu dari kalian atau bahkan keduanya bermasalah?”
Apa yang diucapkan Mila ada benarnya juga. Aku terdiam lesu tanpa gairah duduk di sofa.
“Bentar, deh, Hau, aku ingat, aku punya teman seorang dokter kandungan.” Mila mengaduk-aduk isi tasnya. Ia mengeluarkan sebuah kartu nama dari dompetnya. Lalu, ia berkata, “coba kamu hubungi nomor ini. Semoga bisa membantu kalian.”
“Terima kasih, My Milamoy. Terima kasih udah mau mendengar curahan hatiku. Nanti aku coba mengajak Irfan untuk konsultasi.
“Sama-sama, Haura. Jangan pernah ragu untuk berbagi cerita padaku. Kalau aku bisa pasti akan kubantu. Kalau begitu aku pamit pulang, ya.”
“Terima kasih, My Milamoy untuk waktunya hari ini buat mendengarkan keluh kesahku.”
Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel