Novel : Room for Two Bab 15: Kita Paksa Bikin Romantis

- Penulis

Jumat, 15 November 2024 - 19:50 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Room for Two Bab 15 Karya Bumban Dafnah

Room for Two Bab 15 Karya Bumban Dafnah

“Reivan, aku minta maaf—”

“Sebaiknya kita enggak usah bahas apa-apa lagi, ya.”

Mendengar itu, ribuan jarum tak kasatmata bergerak maju mundur menusuki jantungku. Tiap nyeri yang timbul karena tusukannya membuatku sesak dan sulit menghela napas. Hawa panas pun perlahan merayapi tenggorokanku, membakar kedua bola mataku, tapi … kenapa?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kenapa sikap Reivan yang terlalu baik itu malah membuatku terluka? Kenapa kata-katanya membuatku sakit hati? Tapi … kenapa pula aku harus sakit hati? Untuk alasan apa aku merasakannya? Mungkin aku harus bertanya, tapi apa yang harus kutanyakan kepadanya? Semuanya terasa salah, tapi di mana letak kesalahannya? 

Ah, mungkin semua akan lebih mudah jika Reivan marah-marah. Betul, kurasa begitu. Menjadi baik dan lemah lembut tidak cocok untuk Reivan karena itu malah melipatgandakan rasa bersalahku kepadanya. 

***

 

Akan tetapi, bagian terburuknya bukanlah perasaan bersalah yang menderaku, melainkan rasa tidak nyaman karena aku dan Reivan harus berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa. 

Ketika kami sampai di rumah, Reivan membantuku turun dari mobil seolah-olah aku adalah pasien stroke yang butuh dipapah saat berjalan. Ia juga menyuapiku makanan seakan-akan kedua tanganku tertinggal di rumah sakit saat kami pulang. 

“Jangan karena ada Ibu di sini jadi kamu pura-pura bersikap baik sama istrimu,” celetuk Bu Nawang ketika kami sedang makan malam bersama. “Memangnya sehari-hari kamu kayak gini?”

“Enggak, sih, Bu, tapi Reivan, kan, mau belajar,” jawab Reivan sambil tertawa. “Mau tambah?” tanyanya, sambil bertanya ke keningku—ia menghindari tatapanku.

Aku menggeleng. “Udah kenyang. Makasih. Giliran kamu makan.”

“Enggak, saya enggak makan malam—”

“Ibu, kok, risih denger kalian ngobrol, ya? Enggak romantis kayak suami istri, gitu. Kayak orang lain. Reivan, gimana Hana mau nyaman sama kamu kalau kamu bilangnya saya-kamu kayak gitu? Panggil kakak-adik, kek, sayang, kek, apa gitu, lho!”

Reivan tertawa, tetapi aku menangkap ada kepalsuan dalam tawanya. “Masih grogi, Bu—”

“Grogi apanya? Kalian sudah nikah berapa bulan, sih?”

“Mau delapan bulan.”

“Sudah tidur bareng, kan, sudah saling lihat luar dalam juga, kan?”

Tiba-tiba suara berkelontangan terdengar dari arah dapur. Bu Lia muncul beberapa saat kemudian untuk meminta maaf sambil berkata bahwa yang tadi itu adalah perbuatan Dewi. Katanya, Dewi ceroboh ketika sedang merapikan panci. Sesaat sebelum Bu Lia kembali ke dapur, aku menoleh melihatnya. Bu Lia mengangguk singkat dan kuterjemahkan anggukannya itu sebagai jaminan bahwa rahasiaku dan Reivan tetap aman di tangannya. 

Baca Juga:  Novel : Bertahan di Atas Luka Part 33

“Dengar Reivan, Hana, menikah dijodohkan itu memang enggak gampang. Pasti canggung, tapi kalau canggungnya terus dipelihara, kapan kalian bisa jadi suami istri seutuhnya?”

Aku tidak menjawab. Reivan pun memutuskan melakukan hal yang sama.

“Enggak apa-apa kalau sekali-kali kalian bertengkar. Enggak apa-apa kalau kalian ribut, namanya rumah tangga memang itu bumbunya. Itu juga bagian dari adaptasi kalian sebagai suami istri. Tapi lain kali usahakan tidak bikin ribut keluarga besar.

“Reivan contohnya, sebagai suami kamu jangan gampang main tangan. Perempuan itu kalau marah memang sukanya ngomel, kayak kamu enggak kenal Ibu aja. Biarin Hana keluarin dulu unek-uneknya, nanti kalau udah puas juga pasti bisa diajak ngobrol baik-baik lagi. Hana juga, kalau Reivan ada salah tolong jangan langsung bikin berita yang enggak-enggak. Mungkin Reivan lagi banyak masalah, mungkin dia lagi kurang sabarnya, tolong maklumin dulu. Laki-laki kalau marah itu enggak akan lama, kok, enggak kayak kita.”

“Iya, Bu.”

Bu Nawang membelai tanganku sambil melanjutkan petuahnya. “Ibu minta maaf, ya, kalau kemarin sikap Reivan bikin kamu marah, sakit, dan sedih. Sebagai ibunya, Ibu merasa bersalah karena masih kurang ngedidik Reivan.”

“Ibu … Ibu enggak salah, kok ….” Suaraku tiba-tiba saja bergetar, rasanya aku ingin menangis mendengar kata-kata Bu Nawang. 

Sepertinya, menyadari aku hampir kehilangan pertahanan diri, Bu Nawang pun memutuskan menyudahi sesi obrolan malam itu. Ia memeluk lalu mencium keningku, tanpa tahu bahwa kedua hal itu malah membuat perasaanku menjadi jauh lebih buruk. Dorongan untuk menangis menguat dibandingkan sebelumnya.

“Udah, kalian baik-baik lagi, ya. Jangan baiknya pura-pura aja di depan Ibu, tapi di belakang masih marah-marahan. Jadikan kejadian kemarin sebagai pembelajaran, ya, Reivan? Kendalikan emosimu. Jangan lagi gampang main tangan sama perempuan.”

“Iya, Bu,” timpal Reivan sambil tersenyum.

“Minta maaf dulu sama istrimu.”

“Maaf, ya. Saya salah.”

Saya lagi … yang lain, dong, Nak!”

Reivan tertawa gugup. Kentara sekali ia tidak nyaman diperlakukan seperti itu di depanku. “Mas? Mas minta maaf, ya … Dek? Enggak apa-apa, ya, saya panggil Dek?”

Aku mengangguk sementara Bu Nawang tertawa geli. Sepertinya ia menikmati kecanggungan di antara kami.

“Coba cium dulu itu istrimu. Peluk terus usap-usap kepalanya. Perempuan itu seneng, lho, digituin sama suaminya.”

“Malu, ah, Bu—”

“Malu gimana? Kalian ini udah sah jadi suami istri, kok! Malu sama Ibu, ya?”

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB