Bukannya menjawab, Reivan malah menarikku ke pelukannya. Ia mendekapku erat, menjauhkanku sesaat untuk mengecup keningku, kemudian kembali merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Sambil berusaha menghalau gelenyar aneh di tiap pembuluh darahku, kuimbangi tindakan Reivan dengan balas memeluknya.
Sejujurnya malam itu aku tidak ingin Reivan melepaskan pelukannya dari tubuhku. []
Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT