“Dia enggak bisa dihubungi. Dia ngilang. Tadi pagi aku sudah ke kosannya, tapi dia enggak ada di sana. Aku enggak tahu dia ada di mana sekarang.”
Reivan tercenung begitu mendengar perkataanku. Kurasa itu kesempatan baik untukku memberikan penjelasan.
“Aku udah coba ngehubungin Alton, aku mau minta pertanggungjawabannya. Tapi … semua nomornya enggak bisa dihubungi. Sebelum ngilang dia bilang mau pulang ke kampung halamannya. Dia bilang ibunya sakit keras. Aku udah cari tahu, aku telepon ibunya, tapi … tapi ….”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kata-kataku selanjutnya larut bersama air mata. Aku bingung harus bagaimana lagi, aku juga tidak tahu harus menjelaskan apa lagi. Hidupku telah hancur, pernikahanku akan hancur, bahkan kurasa masa depanku bersama Alston pun berada di ambang kehancuran. Dan yang lebih menyedihkan, aku sendirian. Tidak ada sesiapa pun yang akan membelaku, apalagi mengulurkan tangan untuk menawarkan bantuan kepadaku.
“Kalau gitu saya yang pergi.”
Reivan berjalan menuju ruang kerjanya lalu kembali lagi sambil membawa sebuah ransel. Ia mengisi ransel itu dengan beberapa helai kaus dan celana panjang.
“Reivan, jangan pergi.”
Aku berusaha berdiri sembari menahan denyut menyakitkan yang masih mendera kepalaku. Kudekati Reivan dan kuraih tangannya.
“Jangan pergi, ya? Tolong, ya? Kumohon? Aku butuh kamu, aku enggak punya siapa-siapa buat bantu aku. Aku janji aku akan nurut sama kamu, bahkan kalau kamu nyuruh aku untuk ngegugurin bayi ini pun aku mau.”
“Jangan sekali-kali berpikir untuk ngebunuh bayi itu. Dia enggak salah apa-apa.”
“Iya, tapi aku enggak bisa kalau kamu enggak ada—”
“Dan saya juga enggak bisa kalau harus serumah sama kamu.”
Reivan mengentakkan tanganku. Ia mengambil ranselnya lalu pergi sambil mencangklong ransel itu di bahunya. Ia tidak berhenti meski aku berkali-kali menyerukan namanya. Ia bahkan tidak menoleh saat badanku ambruk ke lantai, saat segala sesuatu yang kulihat hanyalah kilatan warna hitam, kuning, dan hijau.
Ia tidak memedulikanku. Ia tidak mendatangiku. Ia tidak memelukku. Reivan memilih pergi. Ia memilih meninggalkanku. []
Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel
Halaman : 1 2