“… Bu?”
“Apa? Kamu tanya apa barusan?”
“Ibu mau sarapan apa? Tadi Bu Nawang sudah panggil-panggil ngajakin sarapan, tapi Ibu enggak jawab.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Menunya apa?”
“Tadi Ibu goreng ayam, sama ada baso tahu baru diangetin, Bu.”
Baru mendengar kata baso tahu saja langsung membuatku mual, apalagi membayangkan mencium aromanya. Tiba-tiba saja, dorongan kuat untuk mengeluarkan isi perlutku muncul lagi, tak bisa kuhentikan, tak bisa kuhindari. Untungnya, tidak sesuatu apa pun yang bisa kumuntahkan selain ludah asin yang membanjiri mulutku.
“Saya mual.”
Aku mencoba berpegangan pada Dewi sambil menahan dorongan untuk meludahkan isi mulutku.
“Ibu sarapannya mau di kamar aja?”
Kugelengkan kepala. Tidak, aku tidak mau sarapan. Aku hanya mau berbaring di kasur dan berharap semoga semua yang kualami hari itu hanya mimpi buruk yang kepanjangan.
Sambil berjalan menuju kasur, kuusahakan menguasai diri. Nahas, tidak lama duduk di ranjang, aku malah menyemburkan isi perutku yang berbau asam. Bersamaan dengan itu, rasa mual yang lebih hebat menyerangku. Aku tak pernah tahu bahwa kehamilan ternyata akan begitu merepotkan.
“Ibu, kasurnya kotor. Saya beresin dulu,” kata Dewi dengan suara tertahan, sepertinya ia juga sedang berjuang keras menahan mual setelah melihat hasil semburan isi perutku.
Tanpa mengatakan apa-apa, aku segera meninggalkan Dewi, pindah tempat menuju kamarku sendiri. Di sana aku berbaring meringkuk di atas kasur. Sambil menahan nyeri pada otot-otot perutku, kukirimkan pesan kepada Alston.
Aku hamil tapi kamu malah pergi
Dan gak bisa dihubungi
Kamu lebih berengsek daripada Reivan, Bee
Jahat kamu
Aku sakit gara-gara kamu
Kamu gak tanggung jawab
Sialan kamu, Bee
Padahal aku tahu pesan-pesan itu tidak akan sampai ke tujuan, tapi aku masih tetap mengirimkannya. Apa yang kuharapkan? Apa sebetulnya yang kuharapkan?
“Berengsek!”
Kulempar ponsel lalu kupukuli perutku menggunakan kepalan tangan yang berisi amarah dan penyesalan..
Kenapa kamu harus hidup di perutku? Kenapa kamu harus muncul sekarang? Kamu tidak diharapkan, tapi kenapa kamu harus ada? Kenapa? Kenapa? Kenapa?! []
Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel
Halaman : 1 2