Novel : Room for Two Bab 23: Antara Sekutu atau Seteru

- Penulis

Minggu, 17 November 2024 - 08:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Room for Two Bab 23 Karya Bumban Dafnah

Room for Two Bab 23 Karya Bumban Dafnah

“… Bu?”

“Apa? Kamu tanya apa barusan?”

“Ibu mau sarapan apa? Tadi Bu Nawang sudah panggil-panggil ngajakin sarapan, tapi Ibu enggak jawab.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Menunya apa?”

“Tadi Ibu goreng ayam, sama ada baso tahu baru diangetin, Bu.”

Baru mendengar kata baso tahu saja langsung membuatku mual, apalagi membayangkan mencium aromanya. Tiba-tiba saja, dorongan kuat untuk mengeluarkan isi perlutku muncul lagi, tak bisa kuhentikan, tak bisa kuhindari. Untungnya, tidak sesuatu apa pun yang bisa kumuntahkan selain ludah asin yang membanjiri mulutku.

“Saya mual.”

Aku mencoba berpegangan pada Dewi sambil menahan dorongan untuk meludahkan isi mulutku.

“Ibu sarapannya mau di kamar aja?”

Kugelengkan kepala. Tidak, aku tidak mau sarapan. Aku hanya mau berbaring di kasur dan berharap semoga semua yang kualami hari itu hanya mimpi buruk yang kepanjangan.

Sambil berjalan menuju kasur, kuusahakan menguasai diri. Nahas, tidak lama duduk di ranjang, aku malah menyemburkan isi perutku yang berbau asam. Bersamaan dengan itu, rasa mual yang lebih hebat menyerangku. Aku tak pernah tahu bahwa kehamilan ternyata akan begitu merepotkan.

Baca Juga:  Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 13)

“Ibu, kasurnya kotor. Saya beresin dulu,” kata Dewi dengan suara tertahan, sepertinya ia juga sedang berjuang keras menahan mual setelah melihat hasil semburan isi perutku.

Tanpa mengatakan apa-apa, aku segera meninggalkan Dewi, pindah tempat menuju kamarku sendiri. Di sana aku berbaring meringkuk di atas kasur. Sambil menahan nyeri pada otot-otot perutku, kukirimkan pesan kepada Alston.

 

Aku hamil tapi kamu malah pergi

Dan gak bisa dihubungi

Kamu lebih berengsek daripada Reivan, Bee

Jahat kamu

Aku sakit gara-gara kamu

Kamu gak tanggung jawab 

Sialan kamu, Bee

 

Padahal aku tahu pesan-pesan itu tidak akan sampai ke tujuan, tapi aku masih tetap mengirimkannya. Apa yang kuharapkan? Apa sebetulnya yang kuharapkan?

“Berengsek!”

Kulempar ponsel lalu kupukuli perutku menggunakan kepalan tangan yang berisi amarah dan penyesalan.. 

Kenapa kamu harus hidup di perutku? Kenapa kamu harus muncul sekarang? Kamu tidak diharapkan, tapi kenapa kamu harus ada? Kenapa? Kenapa? Kenapa?! []

Ikuti novel terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channel

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Abad

Esports

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Abad

Sabtu, 4 Jan 2025 - 15:08 WIB

Keunggulan eFootball PES 2021 Daripada Versi Lain

Esports

Keunggulan eFootball PES 2021 Daripada Versi Lain

Sabtu, 4 Jan 2025 - 15:08 WIB