Novel : Room for Two Bab 33: Bencana yang Datang Tanpa Rencana

- Penulis

Kamis, 21 November 2024 - 10:20 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Room for Two Bab 33 Karya Bumban Dafnah

Room for Two Bab 33 Karya Bumban Dafnah

Novel : Room for Two Bab 33: Bencana yang Datang Tanpa Rencana

Room for Two Bab 33 Karya Bumban Dafnah
Room for Two Bab 33 Karya Bumban Dafnah

Ketika aku meninggalkan rumah sakit tiga hari kemudian, aku telah kehilangan bobot tubuh hampir 6 kilo dalam 2 bulan. Berat badanku yang sebelumnya 53 kilo menjadi 47 kilo saja. Dokter bilang tubuhku terlalu kurus untuk seorang perempuan yang sedang mengandung bayi 8 minggu. Padahal aku tidak berencana diet, padahal aku selalu berusaha makan, tetapi rupanya beban pikiran menjadi obat yang paling mujarab untuk menguruskan badan. Belum lagi sesi mual muntah yang benar-benar menguji kesabaran.

Sesuai saran dokter, Reivan membawaku berkonsultasi dengan seorang ahli gizi. Berkat panduan diet darinya, perlahan-lahan aku pun kembali menemukan kenyamanan saat makan, tanpa khawatir akan memuntahkannya kembali di pagi hari.

Di samping itu, aku juga harus segera mengejar ketertinggalan. Karena pada minggu-minggu pertama kehamilan aku tidak pernah memeriksakan kandungan, ditambah upaya mengakhiri hidup yang pernah kulakukan, dokter pun memantau perkembangan janin dalam perutku dengan ketat. Ia mewanti-wanti agar aku membatasi kegiatan dan menggunakan lebih banyak waktu untuk istirahat agar kandunganku baik-baik saja. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk memastikan kesehatanku, Reivan sampai menyuruhku mengundurkan diri dari Sebar Kabar Benar. Itu sebuah keputusan yang berat. Bagaimanapun, menjadi seorang jurnalis merupakan impianku sejak dulu. Meninggalkannya adalah hal yang tidak pernah kubayangkan apalagi kurencanakan. Namun, aku tidak lagi membantah suamiku. 

“Lu bisa balik kapan aja ke SKB. Terpenting sekarang, lu dan anak lu sehat dulu.” 

Janji Mbak Monic-lah yang kemudian menyempurnakan kebulatan tekadku meninggalkan Sebar Kabar Benar. Hatiku pun terasa ringan saat menyampaikan permohonan pengunduran diri kepada tim redaksi.

Sejak tidak lagi bekerja, hari-hariku lebih banyak di rumah. Agar tidak bosan, aku kerap menata ulang beberapa furnitur di rumah Reivan—ia mengizinkanku melakukannya sepanjang aku tidak mengeluh kelelahan atau kesakitan. Reivan tahu, sejak keluar dari rumah sakit itu perutku selalu terasa kram dan nyeri. Namun, karena sakitnya hilang timbul dan tidak berlangsung terus-menerus, kuyakinkan diriku bahwa itu hanyalah kontraksi palsu. 

Di rumah aku juga menyibukkan diri dengan menyiapkan kamar bayi. Kupakai bekas kamarku untuk anak kami nanti—aku sendiri sudah pindah permanen ke kamar Reivan yang kini menjadi lebih nyaman setelah terkena sentuhan tangan perempuan.

Lebih jauh lagi, aku memutuskan terlibat dalam urusan pengaturan pekerjaan rumah tangga. Kalau sebelumnya Bu Lia dan Dewi bekerja serabutan—mereka cenderung bekerja saat teringat telah kelupaan mengerjakan apa—kali berikutnya kuberlakukan pembagian peran. Bu Lia, yang tinggal 24 jam bersamaku, kuminta rutin berbelanja sayur, memasak, dan menyetrika. Sementara Dewi yang pulang pergi setiap hari bertugas mengerjakan sisanya. Untuk tugas-tugas yang membutuhkan tenaga laki-laki, biasanya Reivan akan mendatangkan tukang secara khusus dari kantornya. 

Baca Juga:  Novel: A Way to Find You (Part 26)

Hari itu, meski perutku beberapa kali berdenyut nyeri dan teras tegang, aku tetap berkegiatan seperti biasa. Aku bahkan sempat keluar rumah menemui Mama dan Bu Nawang. Kuajak mereka makan siang di luar sambil berkeliling mal. 

Mereka mengaku senang saat aku melakukannya. Dalam hati, sejujurnya akulah paling senang. Aku tidak hanya bisa melamurkan kesedihan dan kesepian Mama setelah ditinggalkan Papa, tetapi juga karena bisa memenangkan dan menyenangkan hati Bu Nawang. Akulah yang paling berbahagia karena akhirnya, di depanku, Bu Nawang berkata bahwa dirinya sudah bisa memaafkan dan menerima kondisiku.

Penghargaan tertinggi tentu saja kuberikan kepada suamiku sendiri. Reivan begitu menjaga kehamilanku, seakan-akan anak dalam rahimku itu adalah benihnya yang ia titipkan kepadaku. Meski membutuhkan waktu yang sangat panjang dan jalan yang sangat berliku, akhirnya aku percaya, Reivan adalah jawaban sekaligus jaminan dari Tuhan bahwa aku akan selalu punya teman seperjalanan di dunia. Sekeras apa pun cobaannya, sepanjang ada Reivan bersamaku, maka semuanya akan baik-baik saja.

“Kenapa ngelihatin akunya kayak gitu?” tanya Reivan tiba-tiba. Ternyata butuh waktu hampir satu tahun untuk membiasakan Reivan membahasakan dirinya aku di depanku. “Perut kamu sakit lagi, ya?”

“Enggak. Iya sakit, sih, sedikit, tapi akunya enggak kenapa-kenapa.”

“Terus kenapa kamu ngelihatin aku terus? Aku ada salah, ya?”

“Enggak … kamu risih, ya, aku lihatin?”

Reivan menggeleng. “Bukan risih,” katanya, “serem aja. Kirain tadi lagi nonton bareng, pas nengok ternyata kamu lagi ngeliatin aku kayak gitu.”

“Kayak gitu gimana?”

“Ya, kayak gitu, tuh. Melotot gitu. Mirip ….”

“Mirip apa?”

“Enggak, enggak jadi.”

“Bilang, enggak, mirip apa?” Kucubit pinggang Reivan hingga ia mengaduh kesakitan lalu tertawa kegelian.

“Mirip itu ….” Reivan berusaha menahan tawanya. “Udah, lah. Tidur, yuk.” 

Bukannya menjawab pertanyaanku, ia malah mengalungkan lengannya dan memelukku seperti guling. Aku menggeliat berusaha melepaskan diri dari kungkungannya.  

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB