Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 20 )
Abyan langsung menutup bukunya dan meletakkan kembali di atas meja nakas. Dia menatap sang istri yang masih duduk membelakangi. “Kenapa kamu tiba-tiba bahas tentang Lidya?”
Ayyara sudah selesai membersihkan wajahnya. Dia pun memutar tubuhnya menghadap sang suami. “Sebetulnya, nggak tiba-tiba, Mas. Kita kan, memang belum selesai pembicaraan terkait Lidya,” ucapnya sambil bangkit dari kursi dan berjalan menghampiri dan duduk di pinggir kasur di samping suaminya. “Sebelumnya, aku nggak berani tanya karena lihat kamu yang sibuk banget dan kelelahan. Aku jadi takut akan menambah bebanmu, makanya selalu tunda untuk tanyakan soal ini.”
Abyan meraih kedua tangan Ayyara dan menggenggamnya. “Sayang, maafkan aku, ya. Untuk saat ini aku memang belum bisa meninggalkan Lidya. Please, kasih waktu aku sebentar lagi.” Abyan memohon.
“Sampai kapan, Mas? Apa jangan-jangan kalian akan beneran nikah siri?” tanya Ayyara sambil menarik kedua tangannya dari genggaman sang suami. Matanya pun kini mulai berkaca-kaca.
“Ya, ampun, Ay … pikiranmu itu terlalu jauh,” elaknya dengan wajah tak suka.
“Terlalu jauh apanya? Bukannya dulu kamu yang bilang mau nikah siri sama dia?” Ayyara mulai meninggikan suara.
“Ya, itu karena praduga kamu yang seperti ini! Aku jadi asal ngomong karena kesal dituduh macam-macam,” dalihnya membela diri.
Ayyara tersenyum mengejek. “Oke, kalau memang kamu nggak bisa ninggalin Lidya, aku terima, tapi ada syaratnya.”
Mata Abyan langsung berbinar. “Apapun syaratnya akan aku penuhi,” ujarnya dengan garis lengkung di bibirnya.
‘Sebahagia itu kamu, Mas?’ batinnya nelangsa. “Oke, syarat pertama, izinkan aku menerima tawaran Manda untuk bekerja di perusahaan temannya yang tadi kita bicarakan ….”
“Ow, jadi ini, inti dari pembicaraanmu? Apa maksudnya, kamu mau balas dendam sama aku?” sindir Abyan begitu sinis.
“Hah, apa maksud kamu dengan balas dendam?” Ayyara mengernyitkan kening tak paham.
“Alah, nggak usah pura-pura lugu begitu,” dengkusnya. “Kalau kamu pikir, menjalin hubungan dengan laki-laki lain bisa memuaskan rasa dendammu padaku … oke, aku terima. Tapi, jangan pernah menyesal jika akhirnya nanti, apa yang kamu khawatirkan benar-benar terjadi. Camkan itu!” Abyan turun dari kasur dan keluar kamar dengan membanting pintu.
Ayyara hanya terbengong-bengong melihat reaksi Abyan yang di luar dugaannya. Padahal, awalnya, dia hanya ingin bercanda sekedar menggoda sang suami terkait tawaran kerja dari Manda, tapi kenapa hasilnya malah membuat sang suami semarah itu.
Sementara, Abyan berjalan keluar sambil bersungut-sungut. Dia tak menyangka kalau rivalnya saat kuliah kembali hadir merecoki kehidupan rumah tangganya. Lelaki itu tidak menyadari justru dirinyalah yang mengawali untuk menghadirkan duri dalam pernikahannya.
Berbeda cerita dengan Manda dan sang suami selepas kedua sahabatnya itu pulang. Keduanya tengah membicarakan tentang kehadiran Alden yang mencurigakan di mata Hardi.
“Apa maksud kamu, Mas? Di mana letak kesalahanku?” tanya Manda tak terima merasa dipojokkan.
“Kamu memangnya nggak lihat kalau Abyan nggak suka saat tadi membahas soal Alden?”
“Aku lihat, tapi mungkin itu cuma rasa cemburu saja. Kupikir, baguslah biar dia juga tahu gimana perasaan Ayya,” tanggap Manda.
Hardi menarik napas panjang. Dia merangkul istrinya dari samping. “Sayang, apa kamu tahu kalau Alden itu menyukai Ayyara sejak dia kuliah S1 di Bandung?”
Manda langsung terkesiap. “Maksud kamu, Mas? J-jadi Alden itu nggak cuma kenal sama Ayya, tapi juga suka?”
Hardi menganggukkan kepala. “Aku nggak tahu apakah ini murni kebetulan atau memang sudah direncanakan. Yang jelas, waktu kuliah S2 dulu, sempat ada perang dingin antara Abyan sama Alden.”
Manda membelalakan mata. “Kok, aku nggak pernah tahu soal ini?”
“Ya, kan, waktu kuliah dulu kamu nggak seakrab itu sama aku dan Abyan. Kamu malah lebih pantas disebut mata-matanya Ayyara. Fokus kamu cuma mengawasi gerak-geriknya Abyan, kan? Tanpa melihat apa yang terjadi di sekitar,” ungkap Hardi seraya menjawil hidung istrinya karena gemas. “Makanya yang kamu amati hanya soal kedekatan Abyan dengan para mahasiswi itu.”
Manda terkekeh. “Iya, juga, ya? Eh, balik ke soal Alden yang menyukai Ayyara, kamu tahu dari mana?” tanyanya mulai penasaran.
“Jadi, waktu kita kuliah S2 itu ada momen di mana para mahasiswa harus membuat studi kasus tentang bisnis fashion, kan? Nah, secara nggak sengaja, pas lagi kumpul-kumpul bahas tugas, aku dan Abyan lihat Alden lagi video call sama cewek. Dan ternyata, cewek itu teman sekelas Ayya,” tutur Hardi mengawali ceritanya.
“Ooh, maksudnya Alden diskusi sama mahasiswi lulusan tata busana untuk tugasnya itu?” tanya Manda.
“Iya, awalnya kita kira juga cuma sebatas itu, tapi setelah bahas urusan tugas tersebut mereka cerita soal Ayya. Aku sama Abyan sempat kaget. Dari situ, diam-diam Abyan mencari tahu soal Alden.”
“Oh, gitu ceritanya. Wuih, nggak kebayang kalau saat itu mereka belum nikah, bisa direbut itu si Ayya,” celetuk Manda. “Secara, tampilan fisik Alden nggak jauh beda dengan Abyan,” imbuhnya sambil senyum-senyum.
“Eh, jangan salah … sebetulnya, pas kita masih kuliah S1, Abyan itu sudah dengar desas-desus kalau Ayya lagi diincer anak ekonomi di kampusnya. Makanya Abyan langsung ngajak nikah Ayya begitu beres kuliah S1,” ungkap Hardi.
“Jangan-jangan mahasiswa ekonominya itu Alden?” tanya Manda mengkonfirmasi.
Hardi mengangguk. “Yups, betul sekali. Makanya, pas Alden tahu kalau Ayya sudah dinikahi Abyan, langsung marah besar. Dia mulai menjauhi tongkrongan kita-kita, selalu berusaha merebut apapun yang lagi diincar Abyan dalam urusan kerjaan.”
“Ya, Tuhaan … kok, aku bisa-bisanya nggak tahu soal ini, ya?” Manda menepuk jidatnya sendiri.
“Dan setelah sekian tahun berlalu, tiba-tiba kamu mau minta Ayya terlibat dalam bisnisnya? Gila saja kalau ini sampai terealisasi. Aku nggak tahu apa yang akan terjadi pada Abyan,” ungkap Hardi dengan mata menerawang membayangkan sikap Abyan.
Manda tertegun. “Jadi, aku harus gimana, Mas?” tanyanya sembari menatap sang suami. “Tadinya, kupikir, ini bisa jadi pelajaran buat Abyan yang sudah menyakiti Ayya akhir-akhir ini. Biar dia tahu rasanya setelah ngalamin sendiri, gimana takutnya kehilangan orang yang kita cintai,” ucap Manda terdengar sinis.
Hardi kembali menghela napas sambil mengusap-usap punggung istrinya.
“Apa aku salah, Mas?” tanyanya lagi
Lelaki itu menggeleng. “Untuk urusan pekerjaan, kamu jelas nggak salah. Kamu lakukan itu secara profesional. Alasan mengenalkan Ayya juga pasti atas pertimbangan matang secara keilmuan, kan?”
“Eh, untuk urusan mengenalkan, kayaknya memang Alden sudah terlebih dahulu merencanakannya sebelum aku tawarin soal ini ke Ayya, deh,” elak Manda.
“Nah, tuh, kamu lihat sendiri, kan?” Hardi menimpali.
“Justru aku baru menyadarinya sekarang karena obrolan kita ini. Waktu itu, dia tanya, kamu punya teman anak tata busana yang jago desain, kan? Pas dapat pertanyaan tersebut, aku langsung inget Ayya tanpa ada rasa curiga,” ungkap Manda. “Jadi, sekarang, aku harus gimana, Mas?”
“Kita lihat saja dulu, bagaimana keputusan Abyan sama Ayya. Langkah selanjutnya, kamu ikutin hasil keputusan mereka itu,” saran Hardi yang disetujui Manda dengan anggukan.
Beberapa hari setelah pembicaraan itu, Manda masih belum memperoleh keputusan apapun dari Ayyara. Dia pun tak berani untuk bertanya terlebih dahulu. Sampai kemudian, istri Abyan itu menghubunginya lewat telpon.
“Iya, Ay … ada kabar apa, nih?” tanya Manda basa-basi kala sambungan telponnya telah terhubung.
“Soal tawaran kerja itu, gue mau coba,” ungkap Ayyara.
“Hah, serius lo? Memangnya Mas Aby beneran kasih izin?” tanya Manda masih menyanksikan keputusan sobatnya ini.
“Secara langsung bilang iya, sih, nggak. Tapi ini salah satu syarat yang aku ajuin karena dia bilang, belum bisa ninggalin Lidya.”
Manda melongo mendengar jawaban sobatnya ini.
“Man, lo dengerin gue, kan? Kapan kita ketemu Mas Alden?”
“Eh, iya, gimana-gimana?” Manda sedikit tergagap. “Gue masih nggak paham, maksudnya syarat apa yang lo ajuin?”
“Gue bilang ke Mas Aby, kalau dia masih tetap menjalin hubungan dengan Lidya lebih dari urusan kerjaan, maka gue pun minta diizinkan menerima tawaran kerjaan dari Mas Alden. Selain itu, ada syarat lain juga dan dia setuju.”
Ketika mendengar sobatnya mengambil keputusan itu, Manda justru mengkhawatirkan masalah baru akan timbul dalam kehidupan sobatnya ini. Sepertinya, sampai saat ini, Ayyara masih belum mengetahui perasaan Alden yang sebenarnya pada wanita dua anak ini.
“Tunggu, Ay … lo serisu yakin dengan keputusan ini?”
“Lho, kok, sekarang, malah jadi lo yang ragu, sih?” Ayyara terdengar sedikit kesal. “Please, Man … bantu gue dapetin kerjaan ini. Gue pengin belajar dunia suami gue, tapi pada bidang yang gue kuasain. Gue nggak mau terus-terusan dianggap nggak memahami urusan kerjaan Mas Aby,” ungkap Ayyara berapi-api.
“Oke, deh. Meskipun jujur, gue masih nggak paham dengan persoalan kalian, tapi semoga pilihan lo ini beneran jadi solusi untuk permasalahan rumah tangga lo,” ucap Manda tulus, meski dalam hatinya ada rasa penyesalan telah menyetujui Alden untuk menawarkan pekerjaan ini pada Ayyara.
“Jadi, kapan kita ketemu Mas Alden?” Ayyara mengulang pertanyaannya.
“Ya, ampun, Ay … segitu ngebetnya lo sama kerjaan ini? Gue sampai nggak percaya, apa ini Ayya yang gue kenal?”
Ayyara langsung terkekeh dikomentari seperti itu. “Nggak tahu, deh, kok bisa gue se-excited ini?”
“Ya, sudahlah, gue hubungi Alden dulu. Entar, gue telpon lo lagi kalau sudah ada kabar baru. Eh, btw, kenapa lo panggil dia Mas Alden? Kesannya sok akrab banget?” protes Manda sedikit keki.
“Kan, seumur Mas Aby sama Mas Hardi. Masa ke mereka berdua panggil mas ke Mas Alden nama doang. Apalagi mereka masih temenan, iya, kan?” dalih Ayyara berargumen.
“Aah, karepmu sajalah,” tanggap Manda pasrah.
Ayyara kembali tergelak mendengar komentar Manda. Entah kenapa setelah membicarakan terkait pekerjaan ini membuatnya hatinya begitu berbunga-bunga. Ada dorongan kuat dalam diri yang membuatnya begitu bersemangat.
“Oke, deh. Gue mau ke sekolah Zay dulu. Ada yang harus gue siapin untuk keperluan lomba dia besok. Thank, ya, Man … bye!”
Halaman : 1 2 Selanjutnya
Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow