Pengemudi ojek online (ojol) tuntut THR.
Para pengemudi ojek online (ojol) yang tergabung dalam Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada pagi hari.
Mereka menuntut hak untuk mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) dari perusahaan penyedia layanan transportasi online seperti Gojek dan Grab.
Massa demonstran mulai berkumpul sekitar pukul 10.37 WIB dengan membawa satu mobil komando berwarna hitam yang dihiasi bendera SPAI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ribuan Driver Ikut Aksi Protes
Meski awalnya jumlah peserta masih berkisar 20-30 orang, Ketua SPAI, Lily Pujiati, menegaskan bahwa aksi ini direncanakan diikuti oleh 1.000 pengemudi online.
Selain itu, driver ojek online di beberapa daerah juga turut melakukan aksi solidaritas dengan cara ‘off beat’ atau menghentikan sementara aktivitas mereka.
Tuntutan Utama: THR dan Penghapusan Kebijakan Merugikan
Dalam aksinya, para driver ojek online menuntut perusahaan untuk memberikan THR dalam bentuk uang, bukan bahan pokok.
Lily menyatakan bahwa fleksibilitas kerja yang diterapkan oleh platform hanyalah dalih agar perusahaan tidak memiliki kewajiban membayar THR serta hak-hak pekerja lainnya.
Padahal, menurutnya, para pengemudi telah memenuhi kriteria sebagai pekerja yang berkontribusi besar terhadap ekonomi digital Indonesia.
Selain THR, para pengemudi juga meminta penghapusan kebijakan yang dianggap merugikan, seperti sistem ‘Aceng’ dan ‘Slot’ yang diterapkan oleh aplikator.
Sistem ini dinilai memberikan upah murah dan memaksa pengemudi bekerja di luar jam yang seharusnya.
Dukungan dari Kemenaker
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer, atau yang akrab disapa Noel, turun langsung menemui massa demonstran.
Dari atas mobil komando, Noel menegaskan bahwa pengemudi ojol, baik roda dua maupun roda empat, berhak mendapatkan THR.
Ia juga meminta para driver untuk tidak takut berdemonstrasi demi memperjuangkan hak-hak mereka.
Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, juga menyatakan bahwa pihaknya tengah berdiskusi dengan pengusaha untuk mencari formulasi yang tepat dalam pemberian THR bagi pengemudi ojol.
Ancaman Aksi Lanjutan
Lily menekankan bahwa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi oleh pemerintah maupun pengelola aplikasi, aksi demonstrasi akan terus berlanjut.
SPAI juga mendorong pemerintah untuk mengatur persaingan usaha antar platform ojek online agar tidak merugikan pengemudi dengan tarif yang terlalu rendah.
Aksi ini menjadi sorotan publik karena memperlihatkan permasalahan ketenagakerjaan di era digital.
Dengan semakin berkembangnya industri transportasi online, perdebatan mengenai hak dan kesejahteraan para pengemudi semakin mengemuka.
Kini, bola berada di tangan pemerintah dan perusahaan aplikasi untuk merespons tuntutan para pengemudi yang telah menjadi tulang punggung transportasi daring di Indonesia.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels