Novel : Petaka Sebuah Janji (Part 14)

- Penulis

Kamis, 17 Oktober 2024 - 09:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Bun, ada apa? Kamu terluka, nggak?”

Setelah melepaskan napas dengan keras, Arum baru menjawab, “aku nggak papa, cuma … Ratih, Yah. Wayangane ngglibet di mataku, seperti minta tolong. Wajahnya kelihatan menderita,” disusul isakan yang menjadi.

Rangga masuk lalu memeluk istrinya menenangkan. “Sudah, sudahlah. Yuk ke dalam, biar Mbok saja yang ngurus di sini semuanya.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Arum mengangguk sambil menghapus air matanya dengan punggung tangan, lalu bangkit. Keduanya beriringan keluar dapur. Simbok memandang keduanya sambil tersenyum simpul. Diam-diam mengacungkan jempol di samping tubuhnya yang gempal.

“Ndoro Kakung cinta banget sama Ndoro Putri. Sebaliknya, Ndoro Putri bektinya nggak ketulungan sama Ndoro Kakung. Jian tumbu olih tutup wis klop. Itulah kalau jodoh pemberian Gusti Allah, Mugo-mugo Jeng Ratih begitu juga, aamiin,” gumamnya sambil mewadahi rebusan jagung dan ubi.

Rangga membawa istrinya ke kamar tidur. Mereka duduk berdampingan di bibir ranjang. Arum tersungkur di pangkuannya menangis tersedu-sedu sambil menyebut nama Ratih berulang kali.

Baca Juga:  Novel : Bertahan di Atas Luka (Part 2)

“Sudah … cup, ya Sayang, ayo kita doakan yang terbaik untuk Ratih bersama-sama,” kata Rangga sambil mengelus lembut kepala Arum.

“Bayangan dia terus menempel di mataku …,” kata Arum sendu.

Rangga membantu Arum duduk, lalu mengecup keningnya dengan sepenuh hati. Arum selalu merasa nyaman dan hatinya tegar bila ada suaminya. Dia mengatur napas untuk meredakan gejolak hatinya. Batinnya terus saja merasa tidak nyaman entah disebabkan karena apa.

Tiba-tiba telinga Rangga menangkap suara panggilan Ratih dari kejauhan. Keningnya mengernyit, lalu konsentrasi. Dia kembali mendengar panggilan Ratih. Dia masih berpikir, kenapa Ratih berteriak-teriak memanggilnya. Bukan kebiasaan putrinya berteriak-teriak seperti itu.

“Bun, Bunda denger nggak suara panggilan Ratih?”

Arum segera mempertajam pendengarannya, mengernyitkan kening sampai dalam. Dia sama sekali tidak mendengar apapun, kecuali suara televisi di ruang duduk. Arum menatap suaminya dengan penuh tanda tanya, lalu menggeleng. Senyum tipis terukir di bibirnya.

“Hayo, Ayah juga merindukannya, kan?” kata Arum mencibir, meledek suaminya.

 

 

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Ini Dia Juara Pandora IWZ x Redaksiku.com 2024
Novel Senja Membawamu Kembali ( Part 13 )
Novel Senja Membawamu Kembali (Part 31)
Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terkait

Selasa, 4 Februari 2025 - 17:40 WIB

Ini Dia Juara Pandora IWZ x Redaksiku.com 2024

Senin, 20 Januari 2025 - 10:32 WIB

Novel Senja Membawamu Kembali ( Part 13 )

Senin, 20 Januari 2025 - 10:31 WIB

Novel Senja Membawamu Kembali (Part 31)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Berita Terbaru