Novel : Petaka Sebuah Janji (Part 16)

- Penulis

Jumat, 25 Oktober 2024 - 09:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kasih yang terkoyak nafsu angkara, menghancurkan dua hati yang susah payah disatukan. Membawa Ratih terseok-seok di labirin kegelapan, dengan rasa sakit yang menghujam. Dia tenggelam dalam gelap yang berduri.

Dipembaringan rumah sakit, Ratih sadar. Perlahan dia mengerjap silau. Bundanya yang tak bergeser sedikit pun dari sisi pembaringan melihatnya.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Ratih, kau telah sadar, Nak?” seru bundanya.

 

Rangga yang sedang duduk melepas lelah di sofa, terlonjak bangkit mendekat. Toni terpaku diam sambil memegangi daun pintu yang baru terbuka separuh. Toni mengeluarkan napas perlahan. Dia menata hatinya.

 

“Bunda …,” serunya lirih. Arum segera memeluk putrinya. Ratih memeluk sambil menangis nelangsa. Keduanya bertangisan.

 

Rangga tercenung, air matanya luruh menyaksikan kedua insan yang sangat dia kasihi menangis nelangsa. Hatinya terkoyak ingat perkataan dokter IGD. Mengelus kepala putrinya dengan tangan gemetar menahan emosi, sambil terisak lirih. Perasaannya hancur menyaksikan derita putrinya.

 

Merasakan tangan kokoh ayahnya, Ratih langsung mendorong bundanya sambil berusaha bangkit, lalu menoleh ke ayahnya dan menjerit minta di peluk.

 

“Ayah ….”

 

Arum menyingkir, ada tusukan duri yang dia rasakan di hatinya. Rasa tertolak oleh putrinya menggores dinding hatinya. Rangga memeluk erat putri tercintanya. Tak bisa dibendung lagi kesedihan Rangga, keduanya saling peluk sambil menangis.

 

Melihat kesedihan Ratih dan orang tuanya, Toni terisak-isak. Hatinya ikut terkoyak. Tanpa sadar Toni bergumam, “maafkan aku ….”

 

Ketiganya mendengar lalu menoleh ke arahnya. Tubuh Ratih menegang, wajahnya merah padam, matanya melebar berkilat berapi-api, lalu berteriak!

 

“Kamu! Pergi kamu dari sini!” usirnya seraya bangkit duduk. Entah kekuatan dari mana yang merasukinya, dia bisa duduk tegak lalu menjerit, “Bunda … usir dia dari sini! Aku benci … benci …!” Ratih berteriak-teriak histeris. Ayahnya langsung memencet bel pemanggil suster. Bundanya menarik Toni keluar.

 

Dokter dan suster jaga bergegas masuk kamar. Toni duduk gelisah di bangku rumah sakit, menatap dinding beku yang monoton. Hatinya bergejolak, penuh dengan penyesalan. Istrinya menderita akibat perbuatannya. Kini dia harus membayarnya dengan kepedihan. Toni menutup wajah, tangisnya pecah tak tertahankan. Bunda memeluknya sambil menenangkan menantunya.

 

Di dalam ruangan, dokter berhasil menenangkan Ratih kembali. Tubuhnya kembali lemas, tangisnya berhenti lalu terkulai tak sadarkan diri. Dokter memeriksa dengan seksama, membuat catatan di lembar medical report. Suster mengukur tensinya.

Baca Juga:  Novel : Senja Membawamu Kembali ( part 14 )

 

Bunda melongok ke dalam, lalu memberi kode kepada Toni untuk masuk. Keduanya masuk, bunda mengambil air kemasan dingin, Toni duduk di sofa single. Bunda menyuruh Toni minum.

 

“Secara fisik sudah membaik. Luka-luka psikis baru besok bisa ditangani dokter ahlinya. Pasien baru saja bangun dari pengaruh obat penenang. Kami tidak berani memberinya lagi. Sekarang usahakan untuk menjauhkan apapun dan siapapun yang bisa menyebabkan pasien terkena serangan panik dan histeria.”

 

“Baik Dok, terima kasih,” jawab Rangga.

 

Bunda dan Toni mendengarnya. Reflek netra bunda menatap tajam Toni, membuat menantunya itu salah tingkah. Toni sadar, dialah penyebab Ratih seperti itu. Dia bingung, ingin sekali menghindar dari keluarga Danusaputra, namun jauh di lubuk hati yang paling dalam, Toni ingin menunggui istrinya. Raca cinta yang mulai tumbuh melarangnya beranjak pergi.

 

Sepeninggal dokter dan suster, Rangga mendekat lalu duduk di sebelah istrinya. Dia menatap tajam menantunya. Toni menjadi jengah, menunduk lesu. Rangga menanyainya bermaksud untuk meminta pertanggungjawaban.

 

“Ton, ceritakan ada apa? Kenapa Ratih sampai pergi sendiri dan menggelandang di jalanan arah ke kabupaten sebelah? Dia ditemukan sempoyongan di jalan luar kota, di pinggir jalan tadi sore! Dia kelaparan dan kehausan,” kata Rangga dengan nada tinggi dan menuntut.

 

“Apa? Ratih jalan sampai luar kota?” tanya Toni terkejut. “Ratih jalan kaki sejauh itu? Dia … mmm.” Toni terdiam sambil menutup mulut.

 

“Dia kenapa?” bentak Rangga.

 

“Ratih meninggalkan rumah tadi pagi, dini hari,” jawab Toni lemah.

 

“A–apa!” kata Rangga dan Arum hampir bersamaan. Keduanya sangat terkejut mendapat jawaban yang tidak dinyana.

 

“Pergi dari dini hari, kalian diam saja? Kalian tidak berbuat apa-apa? Ratih itu perempuan Toni, perempuan baik-baik. Tidak pernah pergi di hari gelap tanpa teman, meskipun pergi ke mesjid!” Rangga benar-benar naik pitam.

 

Toni langsung berlutut di depan kedua mertuanya, meminta maaf sambil menangis.

 

“Ayah… Bunda … Toni mohon maaf ….”

 

“Maaf untuk apa? Sudah setahun kalian menikah. Ayah tau semuanya. Kau sudah tunangan, tapi tetap menikahi Ratih. Kau juga tetap mau menikahi tunanganmu itu! Ton, kau akan membuang Ratih, bukan? Tahukah kamu, perbuatanmu akan membuat putriku menjanda? Kenapa tidak kau biarkan dia seperti saat kau menikahinya?” kata Rangga berapi-api.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB