Novel : Petaka Sebuah Janji (Part 18)

- Penulis

Minggu, 27 Oktober 2024 - 09:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Toni bungkam pikirannya ruwet seperti benang kusut, ditambah kebuntuan akal sehatnya, dia ingin menghilang. Di kedalaman hatinya ada sebintik cahaya terang yang perlahan membesar. Lamat-lamat Toni merasakan kembali masa-masa kecil dahulu. Dia senang sekali punya adik perempuan yang cantik. Dia akan menangis kalau Ratih pulang.

 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sesuatu berkelebat di benaknya, terdengar sebuah bisikan. “Ingat Toni, dia telah merampas kasih sayang orang tuamu!”

 

Toni berjengit, itu sudah berlalu! Sekarang dia istriku, tanggung jawabku! gumamnya dalam hati. Pertarungan batin terus berkecamuk, akhirnya …

 

“Sudah, diaaam!” teriaknya. “Pah, tolong Toni …,” bisiknya lirih, lalu terkulai.

 

“Toni …,” jerit kedua orang tuanya bersamaan. Barman membantu Toni berdiri dan memapahnya ke kamar tidur utama. Ninit menyusul masuk, setelah menyuruh Isah membuatkan teh hangat.

 

“Ton, istirahatlah. Kau harus tau, Papah dan Mamah selalu ada untukmu! Bagaimanapun semua sudah terjadi. Sekarang hadapi dengan otak jernih! Jadilah laki-laki seutuhnya. Laki-laki sejati!” Barman menguatkan hati putranya.

 

Ninit mengambil piyama suaminya, diberikan kepada Toni, “minumlah, lalu ganti baju. Tidurlah di sini, kita tidur bertiga,” kata Ninit tersenyum lembut, menenangkan.

 

“Iya Ton. Tidur bertiga seperti saat kamu kecil. Bukan karena kamu takut, tapi memang kamarnya cuma satu,” sahut Barman geli. Ketiganya tertawa.

 

Malam itu Toni tidur di kasur lipat yang di gelar di samping tempat tidur orang tuanya. Rasa aman dan nyaman membuatnya cepat terlelap. Napas Barman terdengar halus teratur, menandakan suami Ninit itu sudah nyenyak. Tinggal Ninit yang masih gelisah. Bolak balik ganti posisi, dihantui oleh perasaan bersalah, dia pun menyalahkan penyakitnya. Kemudian berbalik membelakangi suaminya, menarik guling, lalu memeluknya.

 

“Andai saja aku sehat, mungkin pernikahan mereka tidak terjadi. Mereka bahagia dengan pilihan masing-masing,” bisiknya lirih menyesali diri. Suatu ingatan melintas, dia langsung berjengit.

 

“Ratih, Ratih mau sekolah ke Jerman! Dengan kondisi seperti itu, pasti dia batal pergi. Dia pasti sangat membenci Toni, dan mungkin membenci kami. Hari itu rencananya Ratih mau ke kampus mengambil surat-surat untuk keperluan keberangkatan dan studinya di Jerman,” gumamnya lirih. Ninit mengembuskan napas dalam keluhan.

 

“Ratih sayang, putri cantikku. Putri kesayangan Mamah ….” lanjutnya lirih sambil menyembunyikan wajahnya di guling, air bening di matanya makin membanjir. Maafkan Mamah, Sayang, jeritnya dalam hati, tangis pilu pun mengiringi.

Baca Juga:  Novel : Room for Two Bab 35 (TAMAT): Satu Ruang untuk Dua Orang

 

Malam yang sunyi, di dalam kamar yang senyap. helaan napas dan desis pendingin yang mengisi kesunyian. Ninit mengambil napas panjang, mengeluarkannya perlahan, diulanginya sampai dadanya terasa lapang. Dia teringat nasehat dokternya, untuk mengelola perasaannya. Kondisi jantungnya sangat peka terhadap tekanan perasaan.

 

Di dalam hatinya timbul tekad untuk membantu Ratih melakukan penyembuhan. Untuk itu dia harus tahan banting seperti Arum, sahabatnya. Kehidupan nyaman saat ini, menurunkan daya tahan tubuhnya. Entah bagaimana caranya, dia harus berusaha agar putranya bertanggung jawab pada pernikahannya. Ratih tidak boleh menjadi janda, dan dia juga tidak mau putranya menikahi perempuan yang telah mempermalukan keluarga Sumbogo.

 

Sementara itu, selama di rumah sakit, Ratih berjuang dengan rasa sakit dan trauma yang mendalam. Dia tidak ingin bertemu dengan siapapun, terutama Toni, yang baginya hanya menyisakan kenangan pahit. Sampai saat ini, setiap kali nama Toni disebut, amarahnya langsung membara, tubuhnya mengejang, rahangnya mengatup erat dengan gigi menggeletuk.

 

Psikolog yang mendampinginya berusaha membantu untuk menghadapi trauma tersebut. Guru spiritualnya, ustazah pengajian masjid Unsoed, juga rutin mengunjungi Ratih. Walaupun perlahan, kondisi mental Ratih mulai membaik. Dosis obat juga berkurang. Kontribusi yang sangat besar dalam pemulihan kesehatan Ratih adalah dukungan dari ayah dan bundanya. Keduanya tidak pernah meninggalkannya sendiri, terutama ayahnya.

 

Kecanggihan teknologi membantu Rangga mengoperasikan perusahaan dan memonitor proyek-proyeknya. Semua bisa dilakukan secara online. Sekretarisnya yang mumpuni, mondar-mandir antara kantor dan rumah sakit. Terlintas keinginan untuk menarik putra sulungnya pulang untuk membantunya.

 

Diam-diam Barman mengutus Manajer Keuangan untuk mengurus pembayaran tagihan rumah sakit. Pembayaran uang muka yang telah dikeluarkan oleh keluarga besan, dikembalikan kepada Arum.  Barman juga berpesan untuk menyampaikan, jika biaya pengobatan Ratih adalah tanggung jawab Toni.

 

Selama Ratih dirawat, Ninit rutin datang membesuknya, meskipun di awal mendapat penolakan. Berkat guru spiritualnya, kekerasan hati Ratih luruh. Ninit yakin suatu saat nanti menantunya, putri cantiknya dapat memaafkan Toni, suaminya.

 

Kondisi Ratih memberi kekuatan pada Ninit untuk melawan kerapuhannya dan memupuk tekadnya untuk sehat. Memantik api harapan untuk hidup sehat demi rumah tangga Toni, putra semata wayangnya. Semuanya sudah terjadi, merupakan takdir yang harus disyukuri dan dijalani. Life must go on. Apalagi, menantunya masih belum bersedia menemui putranya. Tekadnya semakin bulat.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB