Langit memerah seolah murka pada para manusia
Kadar oksigen semakin menipis
Ribuan jiwa berbondong-bondong menyuarakan isi hati
Keinginan untuk hidup tetap menyala walau harus dibayar nyawa
Manusia satu menikam manusia lainnya
Bukan lagi perkara organ tubuh yang diperjualbelikan
Namun, kenikmatan dahaga yang didahulukan
Keheranan ini disaksikan binatang buas, “Lalu apa yang bisa kami makan nanti?”
Para manusia saling berpandangan, “Sebelum kau menyantap kami, biarkan kami memangsamu!”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan pembuat ulah bersembunyi di ujung persimpangan. Ia tersenyum tipis.