Jakarta, Redaksiku.com
Resesi ekonomi atau yang biasa disebut dengan resesi adalah masa ketika kinerja perekonomian melambat dan hal ini ditunjukkan dengan menguatnya produk domestik (PDB) untuk dua triwulan ke depan ( yaitu kehancuran).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Resesi ditandai dengan peningkatan tingkat pengangguran, penurunan penjualan dan penurunan produksi uang dalam jangka waktu yang lama. Resesi Indonesia terjadi pada tahun 1998. Dengan kata lain, resesi ekonomi adalah penurunan atau penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan.
Sementara itu, mengutip The Balance, resesi berarti penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama beberapa bulan, biasanya dalam tiga bulan. Sejumlah indikator yang dapat digunakan suatu negara dalam suatu negara Resesi meliputi penurunan PDB, penurunan pendapatan riil. pekerjaan, penjualan dan produktivitas menurun.
Menyadari pengembalian juga umum terjadi karena pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 0% atau bahkan kurang dalam skenario terburuk. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator kunci dari pertumbuhan dan pembangunan suatu negara.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi mencerminkan peningkatan PDB. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Beberapa perubahan tersebut merupakan faktor eksternal di luar kendali kami, seperti gejolak ekonomi global dan tren pasar.
Ada yang mengatakan bahwa suatu negara dapat dianggap berada dalam resesi ketika pertumbuhan PDB negatif selama dua kali atau lebih berturut-turut. Tapi resesi bisa terjadi sebelum laporan PDB triwulanan diterbitkan.
Dampak resesi ekonomi Namun mengutip National Bureau of Economic Research (NBER), secara umum apa itu resesi ekonomi ketika suatu negara memasuki masa aktivitas ekonomi yang melambat, berkembang di sektor ekonomi dan semua lebih dan lebih maju dari beberapa. usia. bulan, biasanya lebih dari tiga bulan. .
Dampak ekonomi selama resesi sangat terasa dan efek dominonya terhadap kegiatan ekonomi. Misalnya, ketika investasi runtuh selama resesi, banyak pekerjaan segera hilang, yang secara dramatis meningkatkan jumlah PHK. Produksi barang dan jasa juga menurun, menurunkan PDB negara. Jika tidak segera ditanggulangi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai daerah karena kekurangan kredit perbankan menyulitkan pengendalian inflasi, atau sebaliknya terjadi deflasi.
Kebijakan perdagangan tidak baik dan berdampak langsung pada keamanan keuangan negara lain. Faktanya, banyak orang kehilangan rumah karena tidak dapat membayar cicilan rumah, dan daya beli mereka menurun. Kemudian banyak perusahaan terpaksa tutup. Perbedaan antara resesi dan resesi adalah bahwa tidak ada definisi standar untuk itu.
perbedaan antara resesi dan depresi ekonomi. Namun, depresi ekonomi sering didefinisikan sebagai keadaan penurunan ekonomi yang lebih parah yang berlangsung lama atau berbulan-bulan. Menurut Fortune, perbedaan antara depresi ekonomi dan resesi dapat dilihat dari tingkat PDB dan waktu. Depresi berarti situasi ekonomi yang memburuk yang lebih buruk daripada resesi. Resesi berarti terjadi ketika PDB berada dalam kisaran minus 0,3 hingga 5,1%. Sementara itu, PDB mengalami penurunan sebesar 14,7% menjadi 38,1%. Mengingat sejak saat itu, masa resesi setidaknya dua menit berturut-turut selama 18 bulan, meski depresi ekonomi bisa berlangsung lebih dari 18 bulan. Bahkan, depresi dapat dilihat ketika tingkat pengangguran meningkat karena pertumbuhan ekonomi yang buruk untuk waktu yang lama.
Dilihat dari statistik, pemulihan ekonomi dan depresi berarti berbeda. Pengembalian dana biasanya terbatas pada satu negara. Meskipun depresi seringkali serius dan dapat memiliki efek penuh. Indonesia pernah terjadi resesi pada tahun 1998, yang menyebabkan jatuhnya Presiden Soeharto atau Orde Baru. Resesi terakhir di Indonesia adalah pada tahun 2021 atau ketika PDB turun pada kuartal-kuartal berikutnya setelah diatasi oleh epidemi Covid-19.
Dari waktu ke waktu, kita sering mendengar cerita tentang pertumbuhan yang terjadi di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Uang penting untuk dipahami karena terhubung dengan kehidupan kita sehari-hari. Mungkin Anda sering memikirkan biaya suatu barang dibandingkan dengan harga atau uang yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sebagai contoh, mari kita ingat uang yang digunakan untuk membangun rumah di tahun 1990-an. Saat itu, membangun rumah baru hanya membutuhkan biaya puluhan juta rupiah.
Dan kini, dengan satu spesifikasi rumah, harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah, bahkan miliaran rupiah. Alasannya adalah karena biaya semua peralatan dan tarif untuk layanan bangunan berbeda. Bagaimana hal itu terjadi? Perkiraan biaya mungkin menjadi jawaban untuk memahami perbedaan ini.
Apa itu inflsi? Menurut situs resmi Bank Indonesia, inflasi dapat didefinisikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus berlanjut selama periode waktu tertentu.
Di sisi lain, ada sesuatu yang disebut deflasi, yang merupakan kebalikan dari inflasi. Deflasi adalah penurunan harga saham secara umum dan terus menerus dari waktu ke waktu. Penting untuk dicatat bahwa kenaikan harga satu atau dua produk saja tidak bisa disebut inflasi. Kenaikan harga satu atau dua hanya dapat disebut inflasi jika kenaikan ini bersifat kumulatif atau menyebabkan kenaikan harga produk lain. Di Indonesia, perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), melalui Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dan Indeks Harga Konsumen (SEKI-IHK).
Halaman : 1 2 Selanjutnya