Pada minggu ini, pasar saham Indonesia mengalami tekanan yang signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 1,32% dan berada pada level 6.758,79 pada perdagangan Jumat (27/10/2023).
Transaksi IHSG tetap rendah, dengan rata-rata transaksi di bawah 10 triliun per hari sepanjang minggu ini. Aliran dana asing pun berkurang dari pasar keuangan Indonesia karena minat investor asing beralih ke obligasi pemerintah Amerika Serikat dan indeks dolar AS yang menarik.
Meskipun begitu, beberapa saham masih menunjukkan pergerakan harga yang positif selama seminggu terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saham dari Konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu, yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), mencatatkan aktivitas net foreign buy selama seminggu, meskipun tanpa adanya sentimen khusus dari perusahaan tersebut, namun saham ini tetap diminati oleh investor asing.
Selain itu, PT SLJ Global Tbk (SULI) mengalami kenaikan karena perusahaan berencana melakukan aksi korporasi. SULI akan melakukan Private Placement sebesar Rp319,6 miliar dengan menerbitkan 2.130.705.416 saham dengan harga pelaksanaan Rp150.
Adapun saham politik juga mengalami kenaikan, seperti PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), yang merupakan emiten milik Kaesang Pangarep. Terpilihnya Gibran, kakak Kaesang, sebagai calon wakil presiden membuat pasar bereaksi positif terhadap saham PMMP.
Di samping itu, saham PT Lovina Beach Brewery Tbk (STRK) yang baru saja melantai di bursa saham pada 10 Oktober 2023, mencatatkan kenaikan harga hingga 132%.
Namun, terdapat pula saham yang mencatatkan penurunan signifikan, seperti PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) yang terafiliasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir. Saham ini mencatatkan kerugian pada laporan keuangan per 30 September 2023, membuat investor melepas sahamnya sehingga turun hingga 49% dalam seminggu.
Ada pula saham PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) di sektor properti, yang turun di bawah Rp50 per lembar saham karena kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang berdampak negatif bagi sektor properti.
Sektor teknologi juga mengalami tekanan, seperti yang terjadi pada saham PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) yang masuk dalam lima saham top losers.
Saham PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) juga mencatatkan penurunan harga saham yang signifikan dalam seminggu, tanpa adanya informasi negatif dari dalam perusahaan, namun aksi lepas saham oleh pemegang saham mempengaruhi pandangan pasar terhadap saham tersebut.
Terakhir, saham infrastruktur, PT Koka Indonesia Tbk (KOKA), mengalami penurunan harga saham sejak hari pertama listing, mencapai penurunan hingga 52% dari harga awal saat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tentang Prajogo Pangestu
Prajogo Pangestu, salah seorang pengusaha terkemuka di Indonesia, dikenal sebagai pemilik dan pengendali sejumlah perusahaan yang tergabung dalam grup usahanya. Grup usaha Prajogo Pangestu meliputi sektor energi, keuangan, pertanian, dan industri lainnya.
Dalam sektor energi, Prajogo Pangestu memiliki kepentingan yang signifikan di PT Barito Pacific Tbk, perusahaan yang berfokus pada produksi kertas, petrokimia, dan pengembangan energi. Selain itu, ia juga memiliki keberadaan yang kuat di sektor minyak dan gas melalui perusahaan seperti Star Energy Group.
Di bidang finansial, Pangestu juga terlibat dalam sektor tersebut melalui keberadaan di Bank Central Asia (BCA), salah satu bank terbesar di Indonesia. Melalui berbagai investasinya, ia telah memperluas cakupan bisnisnya dari energi hingga ke sektor keuangan.
Grup usaha Prajogo Pangestu juga terlibat dalam sektor agribisnis, termasuk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, yang merupakan produsen utama petrokimia di Indonesia. Perusahaan-perusahaan dalam grupnya mencakup berbagai sektor, dari pembuatan produk petrokimia hingga produksi kertas dan pengelolaan energi.
Komitmen Prajogo Pangestu terhadap pertumbuhan bisnisnya tercermin dalam ekspansi dan diversifikasi portofolionya. Keberhasilan dan kontribusinya dalam dunia bisnis telah membuatnya menjadi salah satu figur yang berpengaruh dalam ekonomi Indonesia. Meskipun terdapat variasi di berbagai sektor, kesinambungan dan ekspansi bisnisnya terus menjadi fokus utama dalam menghadapi dinamika pasar yang terus berubah. Hal ini menunjukkan dedikasinya untuk menjaga posisi bisnisnya tetap kuat dan relevan dalam ekonomi Indonesia.