Room for Two Bab 6: Penyesalan dan Harapan

- Penulis

Sabtu, 14 September 2024 - 15:56 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Room for Two Bab 6 karya Bumban Dafnah

Room for Two Bab 6 karya Bumban Dafnah

Room for Two Bab 6: Penyesalan dan Harapan

Room for Two

Room for Two Bab 6 karya Bumban Dafnah
Room for Two Bab 6 karya Bumban Dafnah

Aku bangun kesiangan keesokan harinya. Ketika kulihat jam di ponsel, waktu sudah menunjukkan pukul 08.20. Langsung saja kukabari Mbak Monic bahwa hari itu aku akan bekerja dari rumah. Lagi pula, aku tidak siap mendapat cecaran pertanyaan dari Mbak Monic tentang tragedi kemarin. Urusan menaikkan berita di web dan konten-konten lain di medsos … aku bisa melakukannya lewat unggahan terjadwal. Sebagai salah satu jurnalis merangkap editor di Sebar Kabar Benar, aku memang mendapat keleluasaan mengakses CMS dan media sosialnya, kapan pun dan di mana pun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kulihat pantulan wajahku di cermin. Benar-benar menyedihkan. Kelopak mataku bengkak, rambutku acak-acakan. Waktu luangku semalam benar-benar kumanfaatkan untuk melampiaskan amarah dan kesedihan.

Semalam, setelah keluar dari kamar Reivan, aku langsung menjatuhkan diri di kasur. Aku menangis sepuasnya sampai kehabisan tenaga. Saat itu rasanya aku sedih; sedih karena harus terjebak bersama suami kaku dan egois seperti Reivan, sedih karena tidak menolak saat dijodohkan, dan sedih karena seharusnya aku bisa bahagia jika menikahi lelaki pilihanku sendiri.

Akan tetapi, pagi harinya semua kesedihan itu telah berubah wujud menjadi amarah yang tak tertahankan. Tiap kupikirkan kejadian semalam, rasanya ada kekesalan yang mengganjal jalan napasku. Aku ingin marah … marah ke Mama dan Papa karena membuatku terjebak bersama suami yang kaku dan egois seperti Reivan, marah kepada diriku sendiri karena tidak menolak saat dijodohkan, dan marah karena aku tidak bisa berusaha lebih keras untuk memperjuangkan kebahagiaan yang kuinginkan.

Lalu … penyesalan pun datang satu per satu, menambah buruk perasaanku. Berbagai kata seandainya dan seharusnya terus berputar di kepalaku, seakan-akan hal itu bisa mengubah masa laluku menjadi lebih baik.

Aku menghela napas. Seandainya … seandainya saja waktu itu aku bisa memaksa Reivan membatalkan pernikahan kami. Seharusnya tak kupedulikan perasaannya. Seharusnya aku lebih memedulikan perasaanku.

“Kita sudah dijodohkan dari sebulan yang lalu, kenapa kamu baru ngomong sekarang?”

Aku ingat Reivan bertanya seperti itu ketika aku datang ke kantornya. Aku juga ingat, hari itu hari Kamis, dua hari menjelang pesta pernikahan kami yang akan digelar secara terbatas untuk keluarga, kerabat, dan sahabat terdekat. Saat itu, untuk menerima kehadiranku Reivan sampai harus membatalkan janji temu di jam makan siangnya. Salah satu stafnya yang bilang kepadaku.

Baca Juga:  Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 6)

“Seminggu. Rencana perjodohan itu baru kuketahui seminggu yang lalu waktu kita pertama dipertemukan sama orang tua kita.”

“Tapi kamu bisa aja langsung nolak begitu tahu rencana itu, kan?”

“Aku … baru kepikiran. Maksudku, kemarin-kemarin aku terlalu syok menerima perjodohan kita, jadi aku enggak bisa berpikir jernih. Sekarang setelah aku punya waktu untuk mempertimbangkan segalanya, aku ingin pernikahan kita dibatalkan.”

Reivan tidak langsung menjawab. Ia duduk menunduk di hadapanku, tangan kirinya menekuk di meja sementara tangan kanannya memijat-mijat pelipisnya. Selama sekitar satu menit kupandangi Reivan yang duduk berseberangan denganku. Posisi kami dibatasi oleh sebuah meja dan satu layar komputer.

“Dengar, aku sudah punya pacar. Kami saling mencintai dan berencana menikah tahun depan.”

Reivan langsung terduduk tegak di kursinya.

“Itu bukan urusan saya.”

“Tentu saja itu urusan kamu karena pernikahan seharusnya terjadi karena kita sama-sama mau, bukan cuma kamu doang yang mau—”

“Sebagai catatan, saya juga enggak mau nikah sama kamu.”

Reivan memotong ucapanku. Sebagian harga diriku tergores mendengarnya.

“Karena harus nikah sama kamu, saya harus kehilangan orang yang saya cintai. Jadi dalam hal ini bukan kamu sendiri yang menderita,” katanya lagi.

Setelah mendengar itu aku hanya bisa membisu selama beberapa waktu. Meski demikian, sesungguhnya aku sedang menyusun berbagai alternatif plot untuk membatalkan perjodohan dan pernikahanku dengan Reivan. Namun, karena tidak kunjung menemukan solusi, akhirnya aku malah berkata, “Tolong, kamu kehilangan orang yang kamu cintai. Aku juga akan kehilangan orang yang kucintai. Kita batalkan saja pernikahan ini. Ayo kita bicara ke orang tua kita.”

Reivan cepat-cepat menggeleng. “Pertama, saya dan Rayna sudah enggak pacaran lagi. Kedua, saya enggak mau membatalkan pernikahan ini. Ketiga, kalau kamu tetap ingin pernikahan ini batal, silakan kamu sampaikan ke orang tuamu. Terakhir, saya tunggu kamu dan orang tuamu di rumah ibu saya. Sampaikan permohonan pembatalan itu di sana.”

Astaga! Kenapa jadi ribet kayak gitu, sih?!

“Kalau aku bisa, aku pasti udah ngebatalin rencana pernikahan kita sejak sebelum aku ke sini! Masalahnya, papaku itu enggak bisa ditentang.”

“Ya sudah kalau begitu kita jalankan saja pernikahan ini sesuai rencana.”

“Enggak!” Aku memukul meja Reivan sebelum aku sadar telah melakukannya. Reivan langsung melempar tatapan mencela lewat pandangannya. “Tolong batalkan—”

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth
Nadia Vega Mengungkapkan Bahwa Dia dan Suami Bulenya Sudah Bercerai
Tonton Film Series Aku Tak Membenci Hujan Episode 1-2 dengan Spoiler dan Link
Fakta Mengejutkan yang Diungkapkan Talitha Curtis: Ibu Saya Wanita Malam
Sinopsis Drama Korea When The Phone Rings, Adaptasi dari Web Novel Terkenal
Respon Isa Zega Setelah Menonton Podcast Lucinta Luna & Deddy Corbuzier
Rekomendasi Film Horor yang Akan Menghantui Anda pada Desember 2024!
Biodata Fuji: Eksis Jadi Influencer, Adik Ipar Vanessa Angel!

Berita Terkait

Selasa, 17 Desember 2024 - 20:20 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Desember 2024 - 20:03 WIB

Nadia Vega Mengungkapkan Bahwa Dia dan Suami Bulenya Sudah Bercerai

Selasa, 17 Desember 2024 - 10:26 WIB

Tonton Film Series Aku Tak Membenci Hujan Episode 1-2 dengan Spoiler dan Link

Selasa, 17 Desember 2024 - 09:34 WIB

Fakta Mengejutkan yang Diungkapkan Talitha Curtis: Ibu Saya Wanita Malam

Jumat, 13 Desember 2024 - 23:28 WIB

Sinopsis Drama Korea When The Phone Rings, Adaptasi dari Web Novel Terkenal

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB