Cerpen: Rumah Angker

- Penulis

Rabu, 26 Juni 2024 - 15:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sayup-sayup suara jangkrik serta gemerisik daun dan ranting pohon merasuk melewati liang telinga dan membenturkan diri dengan gendang telingaku. Desiran angin dingin membelai kulit—sepertinya bulu kudukku berdiri. Aku membuka mata perlahan, mengamati keadaan sekitar dengan mata memicing. Gelap gulita. Tidak ada lampu, yang ada hanya sebuah jendela dengan kaca yang pecah dan bingkai jendela yang keropos; entah dimakan rayap atau tikus, aku pun tak tahu. Hanya sinar purnama yang menerangi ruangan ini.

Aku memutuskan duduk, lalu kuamati sekelilingku. Tidak ada siapa-siapa, hanya aku seorang. Suara burung berkukur membuatku menjengitkan badan. Mengerikan.

Sebenarnya aku ada di mana? Di sekitarku hanya ada kamar yang dipenuhi gunungan sampah dan barang yang rusak—entah rusak karena pecah, sobek, dihancurkan; intinya benar-benar kacau balau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aku berusaha bangkit berdiri dan keluar dari ruangan yang terasa sumpek meski jendela terbuka lebar begini. Aku berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi pada diriku tadi sembari mencari pintu keluar. Lantai keramik licin yang dipenuhi lumut, beberapa di antaranya pecah dan mencuat membuat kakiku terasa tidak nyaman untuk melangkah. Hingga aku tiba tepat di depan pintu, aku melihat engsel pintu dipenuhi sarang laba-laba yang begitu tebal beserta debu yang terperangkap di dalamnya. Saat kupegang  dan kuputar engsel itu, terdengar bunyi kreek, lalu engselnya langsung terjatuh dan menimbulkan bunyi yang mengagetkan jantung. Suara itu menggema ke seluruh penjuru, membuatku agak takut jikalau suara ini memancing perhatian sesuatu yang lain. Tapi justru suara ini membuat laba-laba dan serangga-serangga lain langsung keluar berhamburan. Aku menjerit ketakutan, tapi kurasa mereka pun tidak kalah kagetnya denganku.

“Gila. Bisa-bisanya aku di dalam rumah angker!” Aku memeluk badanku sendiri. Andai aku ini bukan jomlo akut, pasti aku bisa mendapat pelukan dari pasanganku.

Lupakan hal itu. Sekarang aku harus berpikir bagaimana caranya aku keluar dari sini.

Mataku mengamati lorong-lorong yang begitu gelap, bahkan gelapnya melebihi ketika mati listrik berlangsung. Sesaat perasaan aneh yang tak nyaman menghampiri.

Aku berusaha melangkah tanpa alas kaki, merasakan berbagai sensasi aneh yang ditangkap saraf-saraf indra peraba yang diterjemahkan otakku. Merasakan ada sesuatu yang lewat, aku segera menoleh ke sekelilingku, seperti mencari maling yang ingin masuk ke sini. Tidak ada siapa-siapa di sana. Apakah ini hanya perasaanku saja?

Sesaat aku melihat sayup-sayup bayangan. Netraku memutar cepat, berusaha mencari tahu identitas dari bayangan itu. Lalu, tanpa kusadari bayangan itu malah bergerak semakin dekat ke arahku, membuat jantungku memompa darah jauh lebih cepat dibanding biasanya.

Baca Juga:  Novel Room for Two Bab 34: Produk Gagal

Tiba-tiba ada yang menarikku dari belakang. Aku menjengit ketakutan.

“Berhenti! Siapa kamu?” Kuberanikan diri untuk berteriak. Saat lampu di lorong mulai berkedap-kedip, aku dapat melihat wajahnya.

“Billy?” tanyaku heran. “Astaga. Kamu ini bikin aku jantungan aja!”

“Nanti aja ngobrolnya! Yang penting kita keluar dari sini!” Dia menggenggam tanganku erat-erat.

“Tapi, Billy. Kenapa kita bisa di sini? Ini rumah siapa?” Meski dilarang olehnya, rasa penasaranku sudah tak terbendung lagi. Namun, saat aku melewati sebuah ruangan tanpa pintu, aku mencium bau-bau tak sedap menyeruak. Ada bau busuk, kotoran, iler, sampah, dan bau … darah! Astaga, baunya parah sekali, tetapi dari mana asalnya? Saat aku melirik, di sana terdapat berbagai perkakas dapur yang tergantung.

Akibat Billy menarikku sambil berlari, karena kakiku merasa kelelahan dan tidak mampu mengikuti langkahnya, aku terjatuh. Anehnya, aku tidak merasakan sakit. Ternyata aku terjatuh di atas bantal kepala. Sesuatu yang menggeliat tidak jelas membuatku langsung bangun. Bantal yang sobek itu mengeluarkan sesuatu yang panjang dan berdaging—mirip sosis, tapi bukan. Kuamati lekat-lekat … ini–ini, kan, usus!

Aku menjerit senyaring-nyaringnya sembari melempar bantal itu. Usus yang keluar dari sarung bantal itu semakin menguarkan bau busuk dengan belatung-belatung yang menggeliat. Lalu aku melihat di sarung bantal berwarna putih yang sudah mengotor itu, ada dua pasang mata berwarna cokelat dari kotoran dengan sebuah senyuman yang dibuat dari darah. Aku segera berdiri dan menyusul Billy.

“Billy! Cepat jawab aku! Kita ini di mana?” Aku semakin tidak sabar mendengar jawaban Billy. Aku harap dia menjawabku sembari bercanda seperti biasa,  “Ini cuma mimpi, Bodoh!”

Sayangnya dia tidak menjawab apa-apa. Aku semakin bingung harus bagaimana. Suasana mencekam ditambah kecanggungan yang tidak wajar ini membuat dadaku sesak meskipun di sana terdapat banyak oksigen.

Kami menuruni tangga, lalu Billy membuka pintu. Pandanganku semakin gelap gulita, tetapi aku yakin di ruangan ini jauh lebih tak beres lagi. Aku tak sengaja menginjak sesuatu yang keras dan berongga besar. Apa ini?

Kupegang benda itu, lalu aku terdiam. Ini tulang manusia! Jumlahnya tak sedikit, seluruh lantai di kamar ini dipenuhi tulang-belulang. Menurut dugaanku, jumlahnya melebihi tujuh orang di sini.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB