Cerpen: Rumah Angker

- Penulis

Rabu, 26 Juni 2024 - 15:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Namun, ada yang aneh. Aku pun mencium bau busuk dan anyir. Artinya, ada orang yang belum lama mati di sini. Benar saja, saat kusentuh tembok, aku merasakan darah basah menempel di sana. Dan di ujung sana, terdapat tumpukan mayat menjulang.

“AAAAAAA!” Aku berteriak tanpa memedulikan Billy yang tertinggal di sana. Gila, ini terlalu gila! Aku sudah tidak kuat lagi. Tempat ini tidak hanya angker, tapi lebih mirip rumah jagal bak TKP pembunuhan yang sangat keji.

Tiba-tiba aku mendengar suara langkah yang terseret-seret. Keringat dingin bercucuran membasahi badanku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Siapa itu?” teriakku. “Billy?”

Tidak ada respons. Aku mendekati dengan perlahan sumber suara itu. Aku mendapati sorot sinar lurus menyilaukan berwarna kuning. Di sana, aku menemukan seorang nenek tua yang melangkah dengan tongkat. Tangan kirinya memegang senter, sementara kakinya menyeret-nyeret lantai. Terhalang badan, aku melihat dia memegang kepala yang terpenggal dengan lidah menjulur dengan tangan kanannya. Satu bola mata kirinya menghilang, sedangkan bola mata kanannya keluar dan bergoyang-goyang layaknya bandul.

Aku bersembunyi di balik tembok. Aku menutup mulutku, berusaha untuk tidak mengeluarkan suara dari bibir. Lalu aku kembali mengintip dan melihat nenek itu melempar kepala dengan asal hingga kepala itu menggelinding. Kepala yang membentur sisi tembok itu menyebabkan lipan, kecoak, dan kalajengking keluar dari mulut, mata, dan telinganya.

Badanku gemetar hebat. Aku sudah tidak tahan lagi dengan hal ini. Aku harus keluar dari tempat ini, bagaimanapun caranya.

Kudengar suara nyanyian yang serak dan parau.

“Lingsir wengi sliramu …. tumeking sirna

aja tangi nggonmu guling … awas aja ngetara

aku lagi bang winga-winga … jin setan kang tak utusi

dadya sebarang … dwaja lelayu sebi.”

Nyanyian dari nenek itu semakin membuatku bergidik ngeri. Berdasarkan pengalamanku yang hobi menonton saluran horor di UTube, aku tahu kalau itu adalah lirik lagu “Lingsir Wengi”, lagu pemanggil setan.

Kurasa yang lebih mengerikan daripada setan ya nenek itu. Bayangkan aja, dengan keji dia membunuh orang-orang! Sekarang dia mau memanggil setan juga?

Saat aku melangkah perlahan agar tidak diketahui oleh nenek psikopat itu, ada sesuatu yang mengikat kedua pergelangan kakiku. Dengan sigap sesuatu yang mengikatku itu menarikku ke atas, dengan posisi terbalik. Aku bergelantungan, lalu aku berusaha mengangkat badanku dan melihat rambut-rambut panjang mencengkeram pergelangan kakiku dengan sangat kuat. Aku merasakan rambut-rambut itu menyayat kulitku hingga mengeluarkan darah. Darah itu mengalir melalui rambut, lalu menetes ke lantai. Saat darahku menetes, keluarlah asap-asap putih mengepul, membubung tinggi ke udara yang menghalangi pandanganku.

Baca Juga:  Novel : Room for Two Bab 18: Bagaimana Jika, Misalkan, Apabila, dan Seandainya

Melotot. Aku melihat sepasang mata melotot menembus kepulan asap putih. Aku menjerit ketakutan hingga tak mampu menahan buang air. Aku mengompol dengan air kencing mengalir membasahi badan dan wajahku.

“Billy!” hardikku. “Jangan ngagetin aku kayak begitu! Cukup sama prank-nya! Enggak lucu, tau!”

Billy memutar kepalanya hingga terdengar suara gemeretak tulang. Yang mengherankannya, ia memutar kepala searah jarum jam disertai sembulan tulang leher yang menembus daging. Kepalanya terus berputar perlahan, membuat lehernya seperti kain yang diperas spiral.

Lalu aku melihat berbagai kepala berkumpul dan membuka mata mereka. Mata mereka berwarna hitam dengan darah mengalir dari pelupuk mata. Mereka semua terkikik mengerikan. Mereka menjulurkan lidah yang panjang seperti ular dan memamerkan gigi taring yang luar biasa tajam.

“Jangan–jangan makan aku!” pintaku ketakutan. Aku berharap semua ini adalah mimpi dan ingin segera terbangun. Tapi aku rasa, hal ini terlalu nyata untuk dianggap sebagai mimpi.

“Padahal kamulah yang membunuh mereka.” Tiba-tiba nenek itu muncul. “Apa kamu lupa? Kamu bersama temanmu Billy membunuh para gadis ini yang telah kalian perkosa, lalu kau membeli rumah kosong tak berpenghuni ini sebagai tempat untuk membuang mayat. Karena ayahmu jenderal polisi, enggak ada yang berani mengusut kasus ini lebih jauh.”

Aku menjengit bingung. Lalu kuamati wajah mereka semua. Oh, sial. Samar-samar aku mengingat rintihan mereka di bawah badanku, lalu aku mengingat bagaimana jeritan mereka saat aku memotong badan mereka satu per satu.

Lalu, siapa nenek itu? Aku bukan tipe yang memperkosa wanita bau tanah itu.

“Kau mungkin lupa aku. Tapi kau membunuhku saat kau memperkosaku berdua dengan laki-laki bernama Billy itu. Kau memecahkan kepalaku …,” jelasnya, “lalu saat kau dan Billy meninggalkanku begitu saja, ada nenek yang terkena serangan jantung dan meninggal di tempat. Saat itulah aku masuk ke tubuh nenek ini.”

Aku menelan ludahku yang terasa sangat kecut.

“Sekarang, apa kau ingin melihat kematian itu seperti apa?” ucap Nenek itu. Sontak semua kepala itu melesat menuju tubuhku.

***

Aku terjaga. Aku melihat sekelilingku. Ternyata aku berada di bangsal rumah sakit. Melihat tubuhku baik-baik saja, aku menghela napas lega.

Ada yang mendorong pintu geser. Tampak seorang perawat terkejut melihatku.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Abad

Esports

Pemain Sepakbola Terbaik Sepanjang Abad

Sabtu, 4 Jan 2025 - 15:08 WIB

Keunggulan eFootball PES 2021 Daripada Versi Lain

Esports

Keunggulan eFootball PES 2021 Daripada Versi Lain

Sabtu, 4 Jan 2025 - 15:08 WIB