Redaksiku.com – PSI mengusulkan opsi angka ambang batas (threshold) untuk fraksi sebagai pengganti parliamentary threshold. Bendum Partai NasDem Ahmad Sahroni mengkritik usulan PSI.
“Ini negara jangan dibuat bercandaan dong, jaman tersedia gagasan mencampurkan seluruh partai yang nggak lolos menjadi 1 fraksi, itu namanya ngawur,” ujar Sahroni kepada wartawan, Jumat (1/3/2024).

Secara pribadi, Sahroni tak sepakat bersama dengan usulan PSI. Adanya ambang batas parlemen, bagi Sahroni, adalah wujud kepastian bahwa penduduk idamkan partai-partai khusus tersedia di parlemen.
Sahroni terhitung mengkritik MK yang memutuskan merubah ambang batas parlemen 4 % sebelum akan Pemilu 2029. Ia mempertanyakan keputusan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Saya bingung nih kenapa menjadi MK yang putusin? Ini kan selayaknya dari DPR dahulu yang bakal bahas,” terang Sahroni.
“Ini peraturan kok lama-lama MK seluruh yang putusin? Lembaga lain kelihatannya telah tidak tersedia fungsinya,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, penggabungan partai di dalam satu fraksi ini nampak dari Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie. Jadi, partai-partai yang suaranya tak memenuhi ambang batas, dapat digabungkan menjadi satu fraksi.
“Daripada parliamentary threshold lebih baik dibuat fraksi threshold. Yaitu kebutuhan nada minimum untuk membentuk 1 fraksi sendiri. Jadi nada rakyat tidak terbuang, tetapi untuk partai-partai yang suaranya tidak meraih kadar tertentu, digabungkan di dalam 1 fraksi,” ujar Grace Natalie.