Dua minggu ini, obrolan paling seru bagi ibu-ibu di lingkunganku adalah PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru). Selama dua pekan itu, mereka dibuat pusing dengan PPDB. Setiap hari mereka harus memantau portal PPDB sekolah untuk memastikan nama anaknya masih aman atau malah sudah hilang. Ada orang tua yang sampai nggak selera makan, nggak bisa tidur nyenyak karena anaknya belum terdaftar di sekolah mana pun.
Berbeda dengan orang tua yang memang sejak awal sudah merencanakan masuk sekolah swasta. Mereka lebih tenang karena sekolah swasta membuka pendaftaran lebih awal, biasanya di bulan Oktober atau November. Pendaftarannya pun bisa beberapa gelombang tergantung quota yang disediakan.
Sebenarnya bagusan mana, sih, sekolah negeri atau swasta?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum menjawab pertanyaan itu, tentu kita harus tahu dulu keunggulan dan kekurangan dari sekolah tersebut.
Bangunan fisik dan fasilitas
Rata-rata luas lahan dan bangunan sekolah negeri terbatas, terutama di kota besar. Di kota provinsi di daerah saya, sekolah negeri baik SMP maupun SMA memiliki lahan yang luas karena sekolah itu peninggalan Belanda. Namun, sekolah negeri yang ada di kabupaten tidak banyak yang luas. Fasilitas yang dimiliki tiap sekolah pun berbeda. Di sekolah negeri unggulan memiliki fasilitas lengkap, tapi sekolah yang tidak masuk sekolah ungulan fasilitasnya terbatas.
Sama halnya dengan sekolah negeri, sekolah swasta pun ada yang memiliki sarana dan prasana pembelajaran lengkap, tapi ada juga yang kurang memadai. Di sekolah swasta favorit, ruang kelas maupun ruang penunjang lainnya dibuat nyaman sehingga siswa lebih kondisif belajar.
Kurikulum
Meskipun kurikulum sekolah negeri dan swasta tidak berbeda jauh, sekolah swasta lebih memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulumnya. Sekolah swasta biasanya memiliki keunggulan di bidang tertentu yang menjadi keunikan dari sekolah itu.
Di daerah saya, ada satu sekolah swasta tingkat SMA yang mempunyai prestasi lebih di bidang olahraga. Walaupun olahraga masuk kegiatan ekstra, sekolah ini menggarap dengan sangat serius. Hasilnya, dua orang siswanya lolos masuk timnas U16 dan berlaga di piala AFF. Saking banyaknya prestasi di bidang olahraga, sekolah ini dijuluki sekolah atlit.
Ada juga sekolah swasta yang punya keunggulan di bidang bahasa. Untuk mengembangkan kemampuan bahasa para siswanya, sekolah ini menggandeng kerjasama dengan sekolah luar negeri. Hasilnya, setiap tahun ada siswa yang diberangkatkan ke luar negeri untuk menjalani program pertukaran pelajar.
Kualitas lulusan
Sebelum adanya aturan zonasi, kualitas lulusan sekolah negeri tidak diragukan karena dari awal siswa yang masuk sudah diseleksi. Hanya siswa dengan nilai tinggi bisa masuk sekolah negeri. Namun, sejak adanya aturan zonasi, terjadi penurunan kualitas lulusan. Adanya jalur zonasi memungkinkan anak yang nilainya rendah dapat masuk di sekolah negeri unggulan karena rumahnya dekat dengan sekolah. Nah, kemampuan siswa yang sangat beragam ini yang membuat lulusan sekolah negeri menurun kualitasnya.
Tidak ada jalur khusus untuk masuk ke sekolah swasta, membuat lembaga ini mempunyai kewenangan menyeleksi calon siswanya. Sekolah swasta favorit sangat ketat menyeleksi peserta didiknya sehingga kualitas lulusan terjaga.
Biaya
Biaya sekolah negeri dan swasta tentu sangat berbeda. Sekolah negeri untuk SD dan SMP gratis, bahkan untuk menarik biaya seragam pun tidak diperbolehkan. Semua biaya opersional sekolah ditanggung oleh negara.
Berbeda dengan sekolah swasta, semua biaya operasional sekolah ditanggung oleh wali siswa sehingga biaya sekolah menjadi mahal. Namun, biaya tersebut sebanding dengan layanan yang diberikan oleh lembaga.
Nah, dari uraian di atas, apakah sudah punya jawaban mana yang lebih baik sekolah negeri apa swasta?
Menurut saya, jawabannya tergantung kebutuhan dari orang tua dan anak. Misalnya, anak sangat minat di bidang olahraga. Kalau di daerah saya, tidak mungkin ia masuk di sekolah negeri sebab minatnya tidak bisa tersalurkan. Jika kasusnya seperti itu, sekolah swasta menjadi pilihan terbaik.
Ada orang tua yang menginginkan anaknya selain memiliki kecakapan ilmu pengetahuan juga memiliki kemampuan agama lebih. Orang tua merasa tidak mampu membekali ilmu agama pada anaknya. Sekolah swasta berbasis agama menjadi solusi bagi orang tua ini.
Ada juga keluarga yang tidak mampu membiayai anaknya jika sekolah di sekolah swasta maka sekolah negeri menjadi pilihan yang tepat.
***
Tentang Penulis
Siti Nurhayati, pendidik di lembaga pendidikan anak usia dini yang tinggal di Yogyakarta.