Novel: Semangkuk Tempoyak Berbumbu Cinta (Bab 1)

- Penulis

Selasa, 27 Agustus 2024 - 16:41 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SEMANGKUK TEMPOYAK BERBUMBU CINTA

Bab 1: Rindu Tempoyak

Aroma sayur tempoyak menjadi hal pertama yang mengusik ketika Lukman terjaga dari tidurnya. Bau khas asam durian yang berpadu dengan rempah-rempah itu begitu menggugah selera, mendorong Lukman supaya segera turun dari ranjang untuk kemudian menikmati santapan pagi bersama istri dan putra semata wayangnya. Tanpa membuang waktu, Lukman pun bangkit dan bergegas ke kamar mandi untuk membasuh wajah ala kadarnya. Saking buru-burunya, ia bahkan lupa mengganti jubahnya ketika turun dari kamar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akan tetapi, begitu langkahnya tiba di ujung tangga—yang menjadi pembatas antara ruang tengah dan dapur—tiba-tiba Lukman tersadar bahwa tidak ada sarapan yang dimasak di rumahnya pada akhir pekan. Liza sudah menetapkan Sabtu dan Minggu sebagai jadwal libur memasak. Kendati sebenarnya di hari lain pun istrinya itu juga sering bolos memasak. Seketika itu juga semangat Lukman lenyap, terempas oleh kenyataan bahwa semangkuk tempoyak dan nasi hangat sebagai menu sarapannya pagi ini hanyalah angan-angan belaka.

Beberapa saat Lukman termangu di tempatnya berdiri, menimbang-nimbang antara melanjutkan langkah atau sebaiknya berbalik arah saja. Di hadapannya, Liza dan Alif tengah duduk berseberangan di meja makan seraya menikmati sarapan.

“Abi …!” seru Alif begitu menyadari keberadaan Lukman. Suaranya nyaring dan ceria, pertanda bahwa suasana hatinya sedang riang. “Abi kenapa berdiri di situ? Sini, sarapan sama Alif dan Ami!” tambahnya sambil menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya.

Tak bisa mengelak, Lukman pun bergabung dengan istri dan putranya ketimbang berbalik arah dan melanjutkan tidur. Ia mengangkat tubuh Alif, mengayun-ayunkannya di udara hingga bocah lima tahun itu menjerit-jerit karena ngeri bercampur girang. Lukman juga mengecupi pipi putranya itu tanpa ampun. Sejenak, ia lupa pada kekecewaannya akibat tempoyak.

Liza yang tengah fokus pada laptopnya, tidak begitu peduli dengan apa yang dilakukan oleh suami dan anaknya. Ia baru mengangkat wajah ketika kedua laki-laki kesayangannya itu mulai duduk di kursi masing-masing.

“Sarapan, Bang,” katanya berbasa-basi. Disodorkannya bubur ketan hitam dalam kemasan cangkir plastik transparan yang ada di tengah meja. Bubur itu ia beli dari pedagang sarapan keliling langganannya.

Lukman hanya mengaduk-aduk bubur itu tanpa minat. Selera makannya telah hilang, pupus bersama bayang-bayang semangkuk tempoyak dalam khayalannya.

“Abang sangka Za sedang memasak tempoyak,” sindir Lukman, mengacu pada bebauan yang kini hanya samar-samar tercium. Kekecewaan yang tadi sempat terabaikan ketika menggendong Alif, kini terbit kembali.

Baca Juga:  Novel: A Way to Find You (Part 15)

Sedari tadi Liza sudah menyadari adanya aroma masakan dari dapur tetangga yang terbawa angin hingga ke rumah mereka. Namun, ia tidak terlalu peduli. Setelah mendengar Lukman menyebutkan kata tempoyak, barulah ia tergerak untuk mengidentifikasi aroma tersebut. Dihirupnya dalam-dalam udara sekitar, dan yakinlah ia bahwa itu benar-benar aroma tempoyak.

Liza menekan tanda jeda untuk menghentikan video yang sedang berjalan, lalu menatap tepat ke mata suaminya. “Abang lupa hari ini Za libur memasak?”

“Tidak,” sahut Lukman datar.

“Lantas, kenapa Abang mengira Za sedang memasak?”

Lukman menghela napas. Gerakan tangannya yang sedang mengaduk bubur berhenti seketika. Ia membalas tatapan Liza dengan sorot matanya yang lembut dan teduh. “Sebenarnya bukan mengira, lebih tepat kalau dikatakan berharap. Abang berharap Za sedang memasak tempoyak,” tuturnya.

Liza mengalihkan pandangan ke jendela yang menghadap langsung ke dapur Citra. Ia ingat, kemarin tetangganya itu bercerita akan memasak tempoyak dengan ikan patin untuk menyambut kepulangan sang suami dari luar kota hari ini. “Sepertinya ini berasal dari rumah Citra,” ucap Liza.

“Kemarin dari rumah Wulan, hari ini dari rumah Citra. Kapan giliran dapur kita, Za?” tanya Lukman dengan lembut tetapi penuh penekanan.

Liza sadar, pertanyaan suaminya itu mengandung semacam protes, setidaknya ada dua tuntutan yang terkandung di dalamnya. Pertama, tuntutan agar ia tetap memasak meskipun di akhir pekan. Kedua, permintaan supaya dirinya mulai belajar memasak tempoyak. Lukman sudah pernah membahas dua topik tersebut dan berujung pada pertengkaran kecil antara mereka berdua. Kini suaminya itu kembali mengungkit masalah yang sama.

Sebagai ibu muda yang baru belajar mengurus rumah tangga dan belum berpengalaman, Liza kerap kewalahan mengerjakan tugas-tugas domestik. Ia merasa rutinitas kesehariannya sebagai istri sekaligus ibu amat menguras tenaga dan seolah-olah tiada habisnya. Terlebih lagi kini kesibukannya bertambah dengan mengantar-jemput Alif sekolah.

Sejak kecil hingga sebelum menjadi istri Lukman, Liza terbiasa menjalani keseharian tanpa tuntutan tugas-tugas rumah tangga. Orang tuanya mempekerjakan pembantu untuk menangani itu semua. Begitu menikah, Liza merasa hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat. Terlebih setelah ia melepas pekerjaannya sebagai direktur operasional dan memilih menjadi istri purnawaktu. Ia kerap merasakan lelah secara fisik dan mental. Sebab itulah, ia menetapkan akhir pekan sebagai hari libur memasak, berharap dapat memanfaatkan waktu luang untuk memulihkan kembali tenaga dan pikirannya yang terkuras di hari-hari sebelumnya.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)
Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)
Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 29)
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 28 )
Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 27 )

Berita Terkait

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:41 WIB

Novel Hitam Putih Pernikahan (Bab 16)

Sabtu, 7 Desember 2024 - 08:38 WIB

Novel : Hitam Putih Pernikahan (Bab 15)

Jumat, 6 Desember 2024 - 14:25 WIB

Novel: Padamu Aku Akan Kembali (Part 7)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:23 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Tamat)

Senin, 2 Desember 2024 - 11:13 WIB

Novel : Senja Membawamu Kembali ( Part 30)

Berita Terbaru

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Olahraga

Singapura vs Thailand Piala Aff, 2-1 Singapura Unggul

Selasa, 17 Des 2024 - 20:48 WIB

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Hiburan

Nikita Willy Rayakan Kelahiran Anak Ke 2 Lewat Water Birth

Selasa, 17 Des 2024 - 20:20 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB