Serangan Lebanon baru saja terjadi dan menjadi peristiwa mengenaskan untuk wilayah tersebut. Dimana, serangan mematikan ini terjadi pada Senin,23 September 2024. Tragis karena menewaskan sekitar 500 orang, termasuk 50 anak – anak diantaranya.
Awal muncul tragedi serangan Lebanon ini karena adanya konflik lintas antara militer Israel dan kelompok milisi Hizbullah di Lebanon yang mana melalui media SMS, panggilan telepon otomatis, dan siaran radio yang telah dibajak. Pesan itu sengaja dikirim untuk peringatan bagi para warga sipil untuk bisa segera melakukan pengosongan pada area tersebut.
Tapi, pesan itu seakan digambarkan sebagai perang psikologis. Pesan itu dikirim resmi oleh Israel pada hari tersebut di jam dini hari. Dimana warga Lebanon menerima pesan tersebut dan diminta untuk meninggalkan desa karena Israel mengincar tempat senjata Hizbullah.
Ada salah satu keluarga korban bernama Nemat, dimana ia mengaku kalau saudara laki – lakinya telah menerima pesan untuk segera meninggalkan desa. Mereka tidak melihat perang secara brutal seperti ini sebelumnya dan menewaskan ratusan orang di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami langsung bergegas untuk mengemasi barang-barang dan pergi.Kami pernah menyaksikan perang sebelumnya, tetapi tidak seperti ini. Kami turut merasakan kesedihan dan sakit hati yang mendalam,”ungkap Nemat dengan perasaan sedih.
Warga yang selamat, mereka sekarang mengungsi disekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara.
Berdasarkan pemaparan dari Kepala Perusahaan Telekomunikasi Lebanon Ogero bernama Imad Kreidieh, menjelaskan kalau telah terjadi sekitar 80.000 panggilan yang mana diduga berasal dari militer Israel untuk memperingatkan warga disana untuk mengungsi.
Ledakan awalnya terdengar di Beirut, kemudian diiringi dengan 7 rangkaian ledakan baru yang terdengar dari sisi selatan Beirut. Hal ini dibenarkan langsung oleh Koresponden Sputnik. Pemimpin gerakan Syiah Hizbullah yakni Hassan Nasrallah, diketahui masih hidup dan selamat atas serangan udara mematikan di Lebanon, setelah Israel menargetkan pengeboman di kompleks bawah tanah kelompok Hizullah di kota Dahiyeh, Beirut.
Amerika Serikat Klaim Tidak Ikut Campur Atas Serangan Lebanon
“Menteri (Pertahanan Lloyd) Austin, telah berbicara melalui telepon hari ini dengan mitranya dari Israel, Menteri (Pertahanan Yoav) Gallant,” tegasnya.
“Amerika Serikat tidak pernah terlibat dalam operasi ini, dan kami memang tidak mendapat peringatan sebelumnya.” “Amerika Serikat sekarang masih menilai situasi setelah serangan besar-besaran di Beirut dan akan terus menelepon Israel untuk mengumpulkan lebih banyak informasi,” sambungnya.
Militer Israel telah klaim ambil alih frekuensi radio Lebanon yang turut menyiarkan pesan rekaman di beberapa stasiun radio yang mana meminta warga sipil agar meninggalkan rumah mereka yang dekat dengan operasi Hizbullah.
Warga Israel Juga Menerima Pesan Serupa yang Diterima Oleh Warga Lebanon
Namun, taukah kalau bukan hanya warga Lebanon yang menerima SMS. Tapi, warga di Israel Utara juga menerima pesan serupa. Diperkirakan warga Israel menerima sekitar 5 juta SMS pada 19 September 2024.
Diketahui, pesan itu dikirim oleh Iran dan Hizbullah, berdasarkan pemaparan dari Otoritas Siber Negara. Pemerintah Israel klaim itu upaya yang murahan dan tidak canggih, seolah gak bercermin.
Pesan itu ditulis menggunakan bahasa Ibrani yang sangat berantakan dan bernada sangat mengancam serta adanya tautan situs yang mencurigakan. Salah satu pesan tersebut berisikan selamat tinggal.
“Ucapkan selamat tinggal kepada orang-orang yang memang anda cintai, tetapi jangan khawatir, anda akan bisa memeluk mereka di neraka dalam beberapa jam,”bunyi pesan tersebut.
Tercantum nama sang pengirim bernama SyHaNasrala yang mungkin berarti Pemimpin Hizbullah bernama Sayyid Hassan Nasrallah.
Halaman : 1 2 Selanjutnya