Heboh fenomena Solar Storm Atau Badai Matahari yang diprediksi bakal berlangsung di th. 2024 ini.
Netizen ramai mengupas fenomena solar storm atau badai matahari bakal berlangsung pada 2024 dan membawa dampak bumi gelap sepanjang 17 hari Fenomena Solar Storm Atau Badai Matahari viral di TikTok.
Lantas seperti apa kengerian kecuali berlangsung Solar Storm Atau Badai Matahari?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Benarkan bakal berlangsung kiamat internet? Peristiwa Solar Storm Atau Badai Matahari pernah berlangsung di th. 1859 atau yang lebih dikenal bersama Carrington. Pada 2 September 1859, bumi mengalami badai geomagnetik ekstrem yang dikenal sebagai momen Carrington.
Peristiwa Carrington membawa dampak problem pada jaringan listrik seluruh dunia. Dilansir berasal dari EarthSky, momen Carrington membawa dampak kompas di laut tidak bermanfaat sehingga membawa dampak sebagian kapal hilang lantaran hilang arah. Jaringan telegraf seluruh dunia mengalami problem akiabat momen Carrington.
Peristiwa Carrington adalah efek berasal dari badai geomagnetik matahari yang paling besar. Peristiwa Carrington diambil berasal dari nama Richard Carrington, seorang astronom Inggris terkenal pada abad ke-19 yang fokus meneliti matahari. Dia meneliti posisi kutub utara dan selatan matahari.
Dia merupakan orang pertama yang paham bahwa matahari tidak berotasi sebagai benda padat, tapi materi matahari berputar lebih cepat di ekuator matahari dibandingkan di kutub-kutubnya. Ia mendapatkan bahwa bintik hitam di permukaan matahari, yang disebut bintik matahari, bervariasi pada garis lintang sepanjang siklus matahari 11 tahun.
Dia bersama rekannya Richard Hodgson lihat jilatan api matahari pertama yang lumayan dahsyat. Pada hari pertama bulan September 1859, dia tengah mengamati bintik matahari dan lihat kilatan cahaya terang. Apa yang dilihatt Carrington itu dipercayai sebagai corona mass ejection (CME), letusan dahsyat di dekat permukaan matahari.
Carrington langsung melaporkan kilatan cahaya tersebut ke Royal Astronomical Society. Ketika partikel matahari bergerak cepat melakukan perjalanan melintasi ruang angkasa menuju Bumi, perihal ini membawa dampak medan geomagnetik menjadi rusak. Ledakan partikel matahari menghantam, menekan dan mengakibatkan kerusakan magnetosfer bumi, membiarkan kurang lebih 1.026 elektron volt energi.
Jumlah energi ini setara bersama bom nuklir berkekuatan 10 megaton. Jumlah energi ini termasuk sama bersama kuantitas energi yang dilepas matahari didalam saat kurang lebih 10 detik. Peristiwa ini merupakan momen Matahari terkuat yang pernah tercatat. Dampaknya begitu luar biasa mengakibatkan kerusakan jaringan teknologi di Bumi.
Badai geomagnetik ekstrem mereda keesokan harinya. Jaringan telegraf di seluruh dunia diperbaiki. Aurora cemerlang memudar berasal dari pandangan, dan dunia lagi normal. Namun kisah momen Carrington tersebut masih senantiasa tersedia sampai saat ini.
Lantas bagaimana th. 2024?
Pada tanggal 25 Oktober 2023, SWPC Pusat Prediksi Cuaca Luar Angkasa (SWPC) punya Administrasi Atmosfer kelanjutannya mengeluarkan revisi prediksi untuk Solar Cycle 25 dan mengakui perkiraan awalannya keliru (akhir 2024).
Artinya, itu tidak lagi mampu diandalkan untuk jadwal eksplorasi ruang angkasa. Pembaruan membuktikan bahwa aktivitas matahari bakal meningkat lebih cepat dan menggapai puncaknya pada tingkat suhu yang lebih tinggi berasal dari perkiraan awal. Matahari maksimum bakal dimulai pada Januari sampai Oktober 2024.
Namun tersedia versi lain adanya kiamat internet. Baru-baru ini NASA merilis peringatan tentang barangkali terjadinya kiamat internet. Ilmuwan NASA memperingatkan bahwa kiamat internet yang diprediksi berlangsung pada saat dekat ini mampu membawa dampak internet collaps sepanjang sebagian bulan.
“NASA memperingatkan kiamat internet yang mampu menonaktifkan internet sepanjang berbulan-bulan,” tulis narasi yang beredar di tempat sosial. Kemungkinannya, kiamat internet ini mampu berlangsung pada 2025 gara-gara adanya badai matahari. Akibatnya, orang-orang bakal offline gara-gara tak tersedia internet yang mampu diakses.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini