Lembaga survei Poltracking baru-baru ini memublikasikan hasil simulasi head to head dalam konteks Pemilihan Umum 2024 antara dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden utama, yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Dalam survei yang dilaksanakan pada periode 28 Oktober hingga 3 November 2023 dengan melibatkan 1.220 responden, ditemukan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud memimpin dengan 40,9% bila berhadapan dengan pasangan Anies-Cak Imin yang hanya meraih 33,1%. Simulasi ini diasumsikan dalam konteks di mana pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka tidak berhasil melaju ke putaran kedua.
Direktur Eksekutif Poltracking, Hanta Yuda, menjelaskan bahwa hasil survei ini menggambarkan peta politik potensial di Pilpres 2024. Dalam simulasi tersebut, terdapat 26% responden yang tidak tahu atau tidak memberikan jawaban. Dengan asumsi bahwa Anies-Cak Imin tidak lolos ke putaran kedua, Prabowo-Gibran diperkirakan akan memenangkan pertarungan melawan Ganjar-Mahfud dengan perolehan 49,9% berbanding 32,9%, sementara 17,2% responden belum menentukan pilihan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Simulasi ini memberikan pandangan mendalam tentang dinamika politik yang dapat terjadi, terutama jika skenario tertentu terjadi dalam proses pemilihan. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa opini publik dapat berubah seiring berjalannya waktu dan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi. Sementara hasil survei ini memberikan gambaran awal, faktor-faktor seperti debat publik, kampanye, dan peristiwa penting lainnya dapat berdampak signifikan terhadap preferensi pemilih.
Dalam konteks simulasi lainnya, jika pasangan Prabowo-Gibran yang tidak berhasil melaju ke putaran kedua, maka pasangan Ganjar-Mahfud diperkirakan akan memenangkan pertarungan melawan Anies-Cak Imin dengan perolehan 55,8% berbanding 28,8%, sementara 15,4% responden masih belum memutuskan pilihan. Hasil simulasi terakhir mengindikasikan bahwa jika pasangan Ganjar-Mahfud yang tidak lolos ke putaran kedua, Prabowo-Gibran diperkirakan akan memenangkan pertarungan melawan Anies-Cak Imin dengan perolehan 55,8% berbanding 28,8%, dan 15,4% responden belum menentukan pilihan.
Survei ini memiliki margin of error sekitar ±2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%, dan wawancara dilakukan secara tatap muka. Data survei ini dikumpulkan selama periode 28 Oktober hingga 3 November 2023, dan lembaga Poltracking mengklaim bahwa pendanaan untuk survei ini berasal dari sumber internal mereka sendiri.
Reputasi lembaga survei Poltracking dapat dijelaskan sebagai hasil dari kredibilitas dan akurasi dalam penyelenggaraan survei politik. Meskipun survei politik cenderung kontroversial dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, Poltracking telah memperoleh pengakuan sebagai lembaga survei yang serius dan diperhitungkan dalam mengukur opini publik. Dengan melibatkan 1.220 responden dalam survei terkini mereka, Poltracking menunjukkan komitmen terhadap keterwakilan sampel yang baik.
Selain itu, metode pengambilan sampel melalui multistage random sampling menunjukkan upaya untuk menghindari bias yang mungkin timbul. Meskipun peringatan diberikan terkait margin of error sekitar ±2,9%, tingkat kepercayaan 95%, lembaga ini secara terbuka membagikan metodologi dan data survei mereka, menambah transparansi dan kepercayaan.
Walaupun tetap kritis terhadap hasil survei politik dan mempertimbangkan fluktuasi opini publik, Poltracking dianggap sebagai pemain yang berkontribusi secara signifikan dalam memberikan pemahaman terhadap dinamika politik dan preferensi pemilih di Indonesia menjelang Pemilu 2024.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku.com di Google News, klik di sini