Kasus pagar laut Tangerang menjadi sorotan setelah polisi mengungkap adanya pemalsuan dokumen yang melibatkan pencatutan identitas warga Desa Kohod.
KTP mereka digunakan tanpa izin untuk menerbitkan Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) di lokasi pagar laut.
Temuan ini memunculkan dugaan kuat bahwa ada mafia tanah yang terlibat dalam kasus pagar laut Tangerang.
Polisi kini tengah menelusuri aliran dana serta pihak-pihak yang berperan dalam pemalsuan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan semakin banyaknya fakta yang terungkap, penyelidikan kasus pagar laut Tangerang terus berkembang. Polisi memastikan akan menindak tegas semua pihak yang terbukti terlibat dalam kejahatan ini.
Polisi Ungkap Warga Desa Kohod Dicatut KTP-nya dalam Kasus Pagar Laut Tangerang

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen. Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, mengonfirmasi bahwa KTP warga Desa Kohod dicatut untuk kepentingan kasus pagar laut Tangerang.
Warga desa Kohod tersebut tidak mengetahui bahwa identitas mereka digunakan dalam pembuatan dokumen legal.
Modus yang digunakan dalam kasus pagar laut Tangerang ini terbilang rapi.
Oknum tertentu meminta fotokopi KTP warga dengan alasan administrasi, kemudian menggunakannya untuk penerbitan SHM dan SHGB tanpa sepengetahuan mereka.
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pemalsuan ini tidak mungkin dilakukan seorang diri.
Polisi meyakini ada lebih banyak pihak yang terlibat, termasuk kemungkinan keterlibatan pejabat di tingkat kelurahan atau kementerian terkait.
Status Kepala Desa Kohod dalam Kasus Pagar Laut Tangerang
Kepala Desa Kohod, Arsin, menjadi salah satu nama yang diperiksa dalam kasus pagar laut Tangerang. Meski rumahnya telah digeledah, ia masih berstatus saksi dalam penyelidikan ini.
Penggeledahan dilakukan oleh tim Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri untuk mencari bukti tambahan terkait pemalsuan dokumen.
Dari hasil pemeriksaan awal, polisi mencurigai adanya aliran dana mencurigakan yang perlu ditelusuri lebih lanjut.
Brigjen. Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko, Karopenmas Divisi Humas Polri, menegaskan bahwa hingga kini, sudah ada 44 saksi yang diperiksa dalam kasus pagar laut Tangerang.
Namun, kepolisian masih menunggu hasil uji laboratorium forensik untuk memastikan keterlibatan pihak lain.
Dalam penggeledahan di rumah Kepala Desa Kohod, polisi menemukan sejumlah dokumen yang diduga berkaitan dengan kasus pagar laut Tangerang.
Namun, hasil analisis lebih lanjut masih diperlukan sebelum statusnya berubah dari saksi menjadi tersangka.
Penyidik Selidiki Aliran Dana dalam Kasus Pagar Laut Tangerang
Selain mengungkap modus pencatutan KTP, kepolisian juga menelusuri aliran dana yang terkait dengan kasus pagar laut Tangerang.
Sejumlah rekening yang dicurigai digunakan dalam transaksi ilegal sedang diperiksa lebih lanjut.
Menurut Brigjen. Pol. Djuhandhani Rahardjo Puro, penyidik telah memperoleh rekapitulasi permohonan dana dan transaksi mencurigakan yang berkaitan dengan kasus pagar laut Tangerang.
Namun, analisis lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah dana tersebut benar-benar berasal dari kejahatan ini.
Pendekatan scientific crime investigation digunakan untuk memastikan bahwa semua bukti dalam kasus pagar laut Tangerang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Dengan demikian, tidak ada celah bagi pelaku untuk menghindari pertanggungjawaban.
Mafia Tanah Diduga Terlibat dalam Kasus Pagar Laut Tangerang
Polisi menduga bahwa kasus pagar laut Tangerang ini bukan sekadar pemalsuan dokumen biasa, melainkan bagian dari jaringan mafia tanah.
Modus pencatutan KTP warga sering kali digunakan oleh oknum yang ingin menguasai lahan secara ilegal.
Dalam banyak kasus mafia tanah, dokumen seperti SHM dan SHGB diterbitkan dengan memanfaatkan identitas orang lain.
Hal ini memudahkan pelaku untuk mengklaim kepemilikan tanpa hambatan. Polisi kini tengah mendalami apakah ada pihak yang bertindak sebagai perantara dalam kasus pagar laut Tangerang.
Jika terbukti adanya keterlibatan mafia tanah, maka kasus pagar laut Tangerang bisa berkembang menjadi kejahatan yang lebih besar.
Oleh karena itu, penyidik tidak hanya fokus pada pemalsuan dokumen, tetapi juga pada kemungkinan adanya jaringan yang lebih luas.
Kasus pagar laut Tangerang membawa dampak serius bagi warga Desa Kohod. Banyak dari mereka yang terkejut saat mengetahui bahwa KTP mereka digunakan untuk kepentingan yang tidak mereka ketahui.
Dampak hukum bagi warga yang dicatut KTP-nya juga menjadi perhatian utama. Meskipun mereka tidak terlibat secara langsung, ada kemungkinan bahwa nama mereka bisa terseret dalam sengketa hukum jika kasus ini tidak ditangani dengan baik.
Polisi mengimbau warga desa Kohod untuk lebih berhati-hati dalam memberikan fotokopi KTP kepada pihak yang tidak dikenal.
Kasus pagar laut Tangerang menjadi pelajaran penting tentang bagaimana identitas seseorang bisa disalahgunakan untuk kepentingan ilegal.
Halaman : 1 2 Selanjutnya