Usut Kasus Pagar Laut Tangerang, Kementerian ATR/BPN Batalkan Sertifikat Tanah Ilegal dan Pecat 8 Pegawai yang Terlibat

- Penulis

Kamis, 30 Januari 2025 - 20:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid saat meninjau langsung pagar laut Tangerang. (Foto: Dok. Kementerian ATR BPN)

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid saat meninjau langsung pagar laut Tangerang. (Foto: Dok. Kementerian ATR BPN)

Kasus pagar laut Tangerang yang terungkap di akhir 2024 lalu masih menjadi perhatian besar.

Hal ini semakin menjadi perhatian setelah ditemukan penyalahgunaan kewenangan dalam pengurusan tanah di pesisir utara Tangerang.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) tidak tinggal diam dan segera mengambil langkah tegas terhadap mereka yang terbukti terlibat dalam penerbitan sertifikat tanah ilegal.

Pada 30 Januari 2025, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengungkapkan bahwa tindakan pemecatan dilakukan terhadap enam pegawai ATR/BPN yang terbukti terlibat dalam penerbitan sertifikat tanah yang tidak sah di kawasan pagar laut Tangerang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dua pegawai lainnya dikenakan sanksi berat. Keputusan ini diambil setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh oleh inspektorat kementerian yang bersangkutan.

Awal Mula Penemuan Kasus Pagar Laut Tangerang

Menteri ATR/BPN Nusron Wahid saat meninjau langsung pagar laut Tangerang. (Foto: Dok. Kementerian ATR BPN)
Usut Kasus Pagar Laut Tangerang, Kementerian ATR/BPN Batalkan Sertifikat Tanah Ilegal dan Pecat 8 Pegawai yang Terlibat

Kasus pagar laut Tangerang pertama kali mencuat pada Agustus 2024 ketika masyarakat setempat dan kelompok nelayan melaporkan adanya pembangungan pagar yang tidak sah di kawasan pesisir utara Tangerang.

Pemerintah kemudian memulai penyelidikan untuk mengidentifikasi apakah terdapat pelanggaran dalam pengurusan sertifikat tanah yang berada di wilayah tersebut.

Setelah dilakukan audit, ditemukan bahwa sebagian besar tanah yang dijadikan lokasi pembangunan pagar laut ternyata sudah terbit sertifikatnya melalui prosedur yang cacat hukum.

Beberapa pegawai ATR/BPN diduga telah memfasilitasi proses pengurusan tanah yang seharusnya tidak bisa diterbitkan sertifikatnya.

Tanah-tanah yang berada di kawasan pagar laut Tangerang seharusnya dilindungi karena statusnya yang rawan terhadap kerusakan lingkungan dan tidak diperuntukkan untuk pembangunan.

Pemecatan Pegawai ATR/BPN: Langkah Tegas dari Pemerintah

Pemerintah tidak tinggal diam setelah menemukan adanya ketidaksesuaian dalam penerbitan sertifikat tanah di kawasan pagar laut Tangerang.

Dalam rapat dengan Komisi II DPR pada 30 Januari 2025, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid mengumumkan pemecatan enam pegawai yang terbukti terlibat dalam penerbitan sertifikat tanah ilegal tersebut. Mereka adalah:

JS, mantan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang

Baca Juga:  KKB Kembali Berulah! Bunuh Pilot Asal Selandia Baru dan Bakar Helikopter di Distrik Alama Papua

SH, eks Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran

ET, eks Kepala Seksi Survei dan Pemetaan

WS, Ketua Panitia A

YS, Ketua Panitia A

NS, Panitia A

LM, eks Kepala Seksi Survei dan Pemetaan setelah ET

KA, eks Plt Kepala Seksi Penetapan Hak dan Pendaftaran

Selain pemecatan, dua pegawai lainnya juga diberikan sanksi berat karena turut terlibat dalam skema penyalahgunaan kewenangan ini.

Nusron Wahid menegaskan bahwa pemecatan ini dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh inspektorat.

Pihak kementerian memastikan tidak akan ada toleransi terhadap praktek ilegal yang merugikan negara.

Pembatalan Sertifikat Tanah dan Pengaruhnya terhadap Pagar Laut Tangerang

Terkait dengan pagar laut Tangerang, sejumlah sertifikat tanah yang dianggap bermasalah juga dibatalkan.

Pemerintah menyatakan bahwa hak atas tanah yang telah diterbitkan sertifikatnya secara tidak sah akan segera dicabut.

Ini termasuk beberapa sertifikat hak guna bangunan (HGB) dan sertifikat hak milik (SHM) yang sebelumnya diberikan tanpa melalui prosedur yang sesuai.

Nusron Wahid menegaskan bahwa meskipun secara administrasi dan prosedural sertifikat tanah tersebut tampak sah, faktanya tidak memenuhi persyaratan hukum yang ada.

Pembatalan sertifikat ini dilakukan untuk memastikan bahwa tanah yang digunakan untuk pagar laut Tangerang dan kawasan pesisir lainnya digunakan sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan lingkungan yang berlaku.

Dalam rangka menuntaskan kasus pagar laut Tangerang, Kementerian ATR/BPN juga melakukan audit terhadap perusahaan survei yang terlibat dalam pengukuran tanah di kawasan tersebut.

Perusahaan tersebut terlibat dalam proses pengukuran tanah yang kemudian dijadikan dasar untuk penerbitan sertifikat yang bermasalah.

Hasil audit menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan survei yang tidak sesuai standar dan memanfaatkan celah hukum untuk mempermudah pengurusan tanah.

Sebagai bentuk tindakan tegas, Kementerian ATR/BPN mengusulkan agar lisensi perusahaan survei tersebut dicabut, dan menyarankan agar perusahaan lain yang terlibat dalam skandal serupa diperiksa.

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, menegaskan bahwa pagar laut Tangerang adalah contoh nyata dari praktik mafia tanah yang merugikan masyarakat.

Pemerintah berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku penyalahgunaan kewenangan di sektor pertanahan.

Selain itu, pemerintah juga akan terus memperbaiki sistem pengawasan dan meningkatkan transparansi dalam proses pengurusan tanah untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

Pemerintah berharap, dengan adanya pembatalan sertifikat yang bermasalah dan pemecatan pegawai ATR/BPN yang terlibat, sektor pertanahan di Indonesia bisa lebih bersih dari praktik-praktik ilegal.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bocoran Desain iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Air: Inovasi Besar dari Apple?
Samsung Galaxy A56 5G: Bocoran Spesifikasi, Fitur Unggulan, dan Perkiraan Harga
10 Negara yang Dianggap Kurang Ramah bagi Wisatawan, Termasuk Indonesia
Huawei Mate XT: Smartphone Lipat Tiga Pertama di Dunia dengan Teknologi Revolusioner
Danantara: Langkah Besar Prabowo dalam Mengoptimalkan Investasi dan Aset BUMN
Jangan Lewatkan! Panduan Lengkap Masa Sanggah Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2
My Dearest Nemesis: Drakor Romantis yang Wajib Ditonton di 2025
iPhone SE 4 Siap Meluncur: Desain Modern, Spesifikasi Andal, dan Harga Terjangkau!

Berita Terkait

Rabu, 19 Februari 2025 - 19:32 WIB

Bocoran Desain iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Air: Inovasi Besar dari Apple?

Rabu, 19 Februari 2025 - 19:09 WIB

Samsung Galaxy A56 5G: Bocoran Spesifikasi, Fitur Unggulan, dan Perkiraan Harga

Rabu, 19 Februari 2025 - 18:58 WIB

10 Negara yang Dianggap Kurang Ramah bagi Wisatawan, Termasuk Indonesia

Rabu, 19 Februari 2025 - 18:03 WIB

Danantara: Langkah Besar Prabowo dalam Mengoptimalkan Investasi dan Aset BUMN

Rabu, 19 Februari 2025 - 17:56 WIB

Jangan Lewatkan! Panduan Lengkap Masa Sanggah Hasil Seleksi Administrasi PPPK 2024 Tahap 2

Berita Terbaru

5 Gelandang Terbaik di BRI Liga 1

Olahraga

5 Gelandang Terbaik di BRI Liga 1

Jumat, 21 Feb 2025 - 14:23 WIB

Teknologi

5 AI untuk Mencari Jurnal Ilmiah Gratis Terbaik 2025

Kamis, 20 Feb 2025 - 19:05 WIB