Bepergian dengan pesawat seharusnya menjadi pengalaman yang nyaman dan aman, tetapi kejadian tak terduga justru dialami oleh seorang penumpang Lion Air JT-992 rute Makassar-Kendari.
Sesampainya di Bandara Haluoleo, Kendari, ia dibuat kaget setelah mendapati kopernya telah dibuka secara paksa.
Lebih mengejutkan lagi, emas dan jam tangan yang disimpan di dalamnya hilang tanpa jejak.
Kehilangan ini bukan sekadar insiden biasa, karena total nilai barang yang raib mencapai Rp7,6 juta, termasuk cincin dan gelang emas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Merasa dirugikan, penumpang Lion Air tersebut langsung melaporkan kejadian ini kepada pihak bandara dan kepolisian untuk ditindaklanjuti.
Penyelidikan Dimulai, Bagasi Lion Air di Bandara Makassar Jadi Sorotan

Berdasarkan hasil penyelidikan awal, pencurian diduga terjadi di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, sebelum pesawat Lion Air lepas landas menuju Kendari.
Kapolsek Ranomeeto, AKP Muh Ansar, membenarkan bahwa laporan terkait pencurian sudah diterima oleh kepolisian setempat.
“Kami telah berkoordinasi dengan pihak Bandara Haluoleo dan memastikan bahwa koper penumpang dicongkel sebelum tiba di Kendari,” ungkapnya pada Kamis (13/2/2025).
Sebagai langkah awal, polisi menahan empat porter Lion Air yang bertugas menangani bagasi di Bandara Makassar.
Mereka sedang diperiksa untuk mengetahui siapa yang terlibat dalam pencurian emas ini. Selain itu, rekaman CCTV dan daftar petugas yang bekerja di area bagasi juga sedang dianalisis.
Penumpang Lion Air, atau korban sendiri telah menyertakan bukti pembelian emas sebagai pendukung laporannya. Saat ini, kepolisian masih terus menyelidiki kemungkinan adanya sindikat pencurian bagasi di bandara.
Lion Air Beri Tanggapan, Imbauan Justru Tuai Kritik
Menanggapi kasus koper penumpang Lion Air dibobol di bagasi, maskapai akhirnya memberikan pernyataan resmi.
Melalui juru bicaranya, Danang Mandala Prihantoro, Lion Air menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi internal untuk mengetahui bagaimana insiden ini bisa terjadi.
Namun, alih-alih menjanjikan peningkatan keamanan, Lion Air justru mengimbau penumpang untuk tidak menyimpan barang berharga di bagasi pesawat.
Pernyataan ini langsung memicu reaksi negatif dari masyarakat, yang menganggap maskapai tidak serius dalam menangani keamanan bagasi.
Kasus yang dialami penumpang Lion Air ini pun langsung viral di media sosial, dengan banyak warganet yang mempertanyakan sistem keamanan di bandara.
“Kenapa bukan sistem keamanannya yang diperbaiki? Kalau gitu buat apa bayar bagasi mahal-mahal?” tulis akun @yan***.
Beberapa pengguna lain juga menduga bahwa pencurian ini sudah terorganisir, bukan sekadar insiden acak.
“Si porter tahu koper ini ada emas dari mana? Bisa jadi ada yang kasih informasi!” tambah akun @rez***.
Tak sedikit pula yang membagikan pengalaman serupa, membuktikan bahwa masalah keamanan bagasi bukan hal baru bagi maskapai ini.
“Dulu saya kehilangan headphone di bagasi, lapor ke maskapai cuma disuruh ikhlasin,” tulis akun @alf***.
Keamanan Bagasi Jadi PR Besar, Bandara Harus Berbenah
Kasus yang dialami penumpang Lion Air ini menambah panjang daftar laporan pencurian bagasi di bandara.
Sejumlah pihak menilai bahwa perlu ada pengawasan ketat terhadap petugas bagasi dan sistem keamanan yang lebih baik untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Sebagai langkah antisipasi, penumpang Lion Air dan maskapai lain diimbau untuk menggunakan gembok khusus pada koper, serta mempertimbangkan untuk membawa barang berharga ke kabin.
Sementara itu, kepolisian berjanji akan terus mengusut kasus koper dibobol di Lion Air, hingga pelaku berhasil ditangkap dan diproses hukum.
Pihak kepolisian juga mempertimbangkan kemungkinan adanya keterlibatan orang dalam dalam kasus koper dibobol di bagasi Lion Air ini. Jika terbukti ada sindikat yang bermain, maka investigasi akan diperluas hingga ke bandara lain yang memiliki kasus serupa.
Di sisi lain, pihak Angkasa Pura I sebagai pengelola Bandara Sultan Hasanuddin menyatakan siap bekerja sama dengan kepolisian dalam mengungkap kejadian ini.
Mereka juga berencana untuk meningkatkan sistem keamanan di area bagasi agar kejadian serupa tidak terulang.
Sementara itu, korban masih berharap agar barang berharganya bisa ditemukan dan pelaku segera ditangkap. Ia juga meminta maskapai dan bandara untuk bertanggung jawab atas keamanan bagasi penumpang.
Kasus ini menjadi peringatan bagi seluruh pengguna jasa penerbangan untuk lebih berhati-hati dalam menyimpan barang berharga di bagasi.
Meskipun aturan membolehkan, kenyataannya masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dengan semakin banyaknya laporan pencurian bagasi, sudah saatnya maskapai dan otoritas bandara meningkatkan pengawasan serta memberikan jaminan keamanan bagi para penumpang. Jika tidak ada tindakan tegas, kepercayaan masyarakat terhadap layanan penerbangan bisa semakin menurun. (*)
Halaman : 1 2 Selanjutnya