Viral Tagar All Eyes On Papua, Polemik Apalagi yang Sedang dialami Bumi Pertiwi?

- Penulis

Selasa, 4 Juni 2024 - 08:46 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hastag All Eyes On Papua yang Sedang Viral

Hastag All Eyes On Papua yang Sedang Viral

Belakangan ini istilah All Eyes on Papua sedang ramai diperbincangkan publik akibat adanya konflik yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat adat Papua.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan masyarakat Papua sehingga menyuarakan haknya ke Mahkamah Agung?

Keadaan Papua yang mulanya damai dan tenang kini mulai terusik kembali dengan adanya perselisihan. Tindakan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk menyelamatkan keaslian hutan adat Papua dari proyek pembukaan lahan perkebunan sawit. Ulasan selengkapnya akan dijelaskan pada artikel berikut ini.

Makna All Eyes On Papua

Ungkapan All Eyes On Papua sendiri bermakna semua mata tertuju pada Papua. Seruan tersebut merupakan bentuk dukungan masyarakat Indonesia atas konflik yang tengah dialami oleh Papua. All Eyes On Papua menjadi viral di berbagai media sosial baik dalam bentuk kata-kata, foto, hingga video yang diunggah oleh masyarakat Indonesia. Bahkan, All Eyes On Papua sendiri telah dibagikan oleh lebih dari 1 juta pengguna media sosial yang otomatis menarik perhatian publik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hastag All Eyes On Papua yang Sedang Viral
Hastag All Eyes On Papua yang Sedang Viral

Hastag All Eyes On Papua yang banyak beredar di internet tersebut menjadi bukti dari upaya penyelamatan hutan adat Papua. Dengan adanya unggahan All Eyes On Papua tersebut secara tidak langsung membantu suku Awyu dan suku Moi dalam mempertahankan hutan adat sebagai sumber daya alam terbaik yang dimiliki.

Penyebab Konflik

Latar belakang konflik tersebut terjadi ketika PT. Indo Asiana Lestari berencana untuk mengganti hutan adat Papua dengan perkebunan sawit seluas 36.094 hektar. Melalui proyek tanah merah, area hutan adat Papua akan dijadikan sebagai perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Mega proyek yang akan dilakukan oleh PT. Indo Asiana Lestari bersama dengan tujuh perusahaan lainnya ini memicu aksi protes dari masyarakat adat Papua sendiri dan masyarakat Indonesia. Pasalnya, tindakan yang akan dilakukan oleh PT. Indo Asiana Lestari dapat mengancam kelangsungan ekosistem kelangsungan kehidupan yang ada di hutan.

Baca Juga:  Sarjana Hukum Muda Luncurkan Platform "Literasi Hukum"

Berawal dari konflik tersebut kini telah beredar petisi penolakan di internet yang diprakarsai oleh Yayasan Pusaka Bentala Rakyat melalui platform bernama change.org. Petisi penolakan tersebut merupakan salah satu aksi protes yang dilayangkan kepada Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan sekaligus Mahkamah Agung. Tujuan diadakannya petisi penolakan ini adalah mencabut izin dari proyek perkebunan kelapa sawit yang akan dilakukan oleh PT. Indo Asiana Lestari.

Reaksi Masyarakat Adat Papua

Masyarakat adat Papua melakukan aksi damai yang rela menempuh perjalanan jauh dari Papua menuju Jakarta. Meskipun, PT. Indo Asiana Lestari telah mengantongi izin namun masyarakat adat Papua terutama suku Awyu dan suku Moi melangsungkan aksi protesnya di hadapan gedung Mahkamah Agung. Aksi tersebut dilakukan untuk melindungi hutan adat Papua sebagai aset yang paling berharga dan tak ternilai harganya.

Melihat aksi yang dilakukan oleh suku Awyu dan suku Moi tersebut tentu mengundang rasa empati dan kepedulian dari publik. Menurut informasi yang beredar, hutan adat Papua merupakan sumber pendapatan dan tempat tinggal bagi mayoritas masyarakat Papua. Bahkan, hutan adat Papua ini menjadi sumber budaya, air, dan pangan. Hutan adat sangat berarti bagi penduduk Papua karena mempunyai hubungan erat terhadap religi dan spiritual.

Demikianlah informasi yang bisa diberikan dari artikel tagar All Eyes On Papua ini. Semoga bisa membuka mata seluruh rakyat Indonesia untuk berlomba-lomba mengeratkan rasa persatuan dalam melindungi hutan adat Papua.

Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau Whatsapp Channels

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Cicil Emas di Pegadaian 2025: Cara Cerdas Miliki Emas Tanpa Harus Bayar Tunai
Samsung Galaxy Tab S10 FE Series Resmi Meluncur: Tablet Canggih dengan Layar Lebar dan Fitur AI Terdepan
Ini Dia Jadwal Puncak Arus Balik Lebaran 2025 yang Harus Kamu Tahu
Joget THR Viral di Lebaran 2025: Tren Seru atau Sekadar Ikut-Ikutan?
Bentrok Antarwarga Desa Masihulan Maluku Tengah Tewaskan 1 Anggota Polisi, Ini Kronologi Lengkapnya
RUU Sisdiknas Menuai Kontroversi! Perubahan Sertifikasi Guru dan PPG Dipertanyakan, Ini Tanggapan DPR
Polri Keluarkan Aturan Baru untuk Jurnalis Asing, Begini Cara Kerjanya di Indonesia
Dramatis! Seorang Ibu Hamil yang Akan Melahirkan Terjebak di Jalur One Way Puncak, Polisi Lakukan Pengawalan Cepat

Berita Terkait

Senin, 7 April 2025 - 10:23 WIB

Cicil Emas di Pegadaian 2025: Cara Cerdas Miliki Emas Tanpa Harus Bayar Tunai

Jumat, 4 April 2025 - 17:19 WIB

Samsung Galaxy Tab S10 FE Series Resmi Meluncur: Tablet Canggih dengan Layar Lebar dan Fitur AI Terdepan

Jumat, 4 April 2025 - 17:05 WIB

Ini Dia Jadwal Puncak Arus Balik Lebaran 2025 yang Harus Kamu Tahu

Jumat, 4 April 2025 - 17:01 WIB

Joget THR Viral di Lebaran 2025: Tren Seru atau Sekadar Ikut-Ikutan?

Jumat, 4 April 2025 - 08:42 WIB

Bentrok Antarwarga Desa Masihulan Maluku Tengah Tewaskan 1 Anggota Polisi, Ini Kronologi Lengkapnya

Berita Terbaru