Redaksiku.com – Penyakit akibat wabah Human Metapneumovirus (HMPV) tengah melonjak di China, pas 5 tahun setelah pandemi Covid-19.
HMPV adalah virus yang mengakibatkan tanda-tanda serupa flu. Virus ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan pneumonia, asma, serta memperburuk penyakit paru obstruktif parah (PPOK).
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meyakinkan belum ada laporan warga Indonesia yang menderita problem kesegaran akibat HMPV. Meski begitu, bisakah HMPV jadi pandemi dan menular ke banyak orang skala semasif Covid-19?
Cara penularan HMPV Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman menuturkan, HMPV bisa menular ke Indonesia namun sangat tidak cukup berpotensi jadi pandemi. “Kalau sampai Indonesia, ya selamanya ada masalah impor, terutama dari pelancong dari Asia Timur (tempat HMPV merebak),” ujar Dicky saat dihubungi, Kamis (2/1/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dia menjelaskan, HMPV tidak cukup berpotensi jadi pandemi gara-gara tingkat penularannya lebih lambat dan tingkat keparahan penyakitnya secara lazim lebih ringan daripada Covid-19. Selain itu, penularan HMPV termasuk diperkirakan tidak akan semasif Covid-19 yang menular ke banyak negara dunia sejak muncul pertama kali di China 2019.
“Meskipun terjadi mutasi dan HMPV ringan menginfeksi, kebolehan infeksinya tetap di bawah SARS-COV-2 penyebab Covid-19,” tambah Dicky. Menurutnya, penularan HMPV terjadi melalui droplets atau percikan air liur saat penderita virus tersebut batuk, bersin, atau bicara.
Virus ini termasuk bisa disebarkan melalui kontak langsung penderita ataupun sentuhan barang yang terkontaminasi. “Ini serupa penularan Covid-19,” tegas Dicky. Penderita HMPV termasuk akan mengalami tanda-tanda serupa Covid-19 yaitu batuk, demam, hidung berair atau tersumbat, mengi, sakit tenggorokan, mual, muntah, diare, atau ruam.
HMPV kadang-kadang mengakibatkan komplikasi sungguh-sungguh seperti bronkitis atau pneumonia, bronkiolitis, radang paru-paru, asma kambuh, serta infeksi telinga.
Orang yang berisiko terkena HMPV
Dicky menyebut, HMPV saat ini tengah merebak di China, Hong Kong, dan Jepang gara-gara negara-negara itu tetap dilanda musim dingin.
Cuaca dingin memudahkan penularan virus berbahaya seperti HMPV. Sebab, banyak orang berada di area yang serupa saat cuaca dingin agar ringan tertular virus. Menurut Dicky, HMPV ditemukan sejak 2001.
Virus ini terutama menyerang anak kecil, orang tua, serta anak muda imunitas rendah. Dia menilai, situasi penularan HMPV berlainan daripada Covid-19 yang baru muncul dan menular ke manusia 2019.
“(Karena sudah ada sejak dulu) sebagian masyarakat Asia Timur apalagi Asia Tenggara sebagian sudah miliki imunitas (dari HMPV),” lanjutnya. Meski begitu, tiap tiap orang selamanya berisiko terinfeksi HMPV terutama setelah bepergian ke lokasi area virus itu mewabah.
Karena itu, publik selamanya perlu waspada. Orang-orang yang rentan dan berisiko tinggi terinfeksi HMPV adalah sebagai berikut:
Bayi baru lahir, terutama prematur Anak berusia tidak cukup dari 5 tahun. Orang lanjut usia berumur lebih dari 65 th.
Orang yang pernah menekuni transplantasi organ Orang sistem kekebalan tubuh yang lemah Konsumen obat-obatan yang menghimpit sistem kekebalan tubuh Penderita HIV, kanker, atau problem autoimun Penderita asma yang gunakan steroid Penderita penyakit paru obstruktif parah (PPOK).
Untuk menghindar tertular HMPV, Dicky merekomendasikan publik meraih vaksin flu, menerapkan type hidup sehat, serta berada di area saluran udara yang baik. Perlu termasuk diterapkan protokol 5M yaitu mencuci tangan sabun, Mengenakan masker, melindungi jarak, menjauhkan kerumunan, dan kurangi mobilitas.
“Potensi HMPV jadi epidemi apalagi pandemi itu sangat kecil,” tegas Dicky.
Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels
Penulis : Redaksiku
Editor : Redaksiku
Sumber Berita : Redaksiku