redaksiku.com – Pemerintah konsisten laksanakan beragam usaha penanganan banjir di Jawa Tengah, tidak benar satunya bersama gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi TMC dapat terjadi sepanjang lima hari, juga menjadi hari Jumat (15/3) tempo hari hingga Rabu (20/3) lusa.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menjelaskan pihaknya menyampaikan apresiasi kepada BNPB, BMKG dan jajaran yang menunjang sementara terjadinya banjir di Ibu Kota Jawa Tengah. Ia menghendaki bersama terdapatnya TMC, Kota Semarang tambah berkurang intensitas hujannya.
“Teknologi Modifikasi Cuaca ini terjadi sepanjang lima hari operasi, yang di mulai sejak Jumat hingga Rabu. Namun Pak Kepala BNPB tadi menjelaskan kalau tetap diperlukan (operasi TMC) ulang maka dapat berkoordinasi bersama BMKG,” ungkapnya di dalam info tertulis, Senin (18/3/2024)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mbak Ita, sapaan akrabnya mengakui kalau TMC terlalu membantu. Hal ini karena prediksi BMKG sepanjang satu pekan ini terjadi cuaca ekstrem. Tetapi bersama terdapatnya teknologi modifikasi cuaca ini hujan bisa dikurangi.
“Kita lihat, pagi hingga sore tidak terjadi hujan, tinggal malam hari. Dengan berkurangnya intensitas hujan, penanganan pasca banjir bisa terjadi secara maksimal, dan Alhamdulillah banjir Kota Semarang bisa berangsur surut. Tinggal di wilayah Genuk yang merupakan titik bertemunya air yang bermuara di situ. Sehingga upayanya bersama menambahkan mobil pompa untuk mempercepat pengurasan atau penyurutan air,” tandasnya.
Diketahui, Teknologi Modifikasi Cuaca dijalankan melalui udara bersama menaburkan bahan semai melalui pesawat. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menjelaskan TMC dijalankan kegunaan mengurangi turunnya hujan, supaya operasi penanggulangan bencana banjir di semua Jawa Tengah bisa terjadi efektif dan efisien.
“Hari ini aku dan Ibu Wali Kota Semarang tersedia di Lapangan Penerbangan Jenderal Ahmad Yani. Kami sedang melihat dan mengecek kesiapan dari kesibukan teknologi modifikasi cuaca,” ujar Suharyanto.
Suharyanto menambahkan, operasi teknologi modifikasi cuaca ini sudah digelar sepanjang tiga hari, menjadi tanggal 16,17 dan 18 Maret 2024. Setiap harinya, pesawat terbang yang bertugas mengudara sebanyak tiga kali atau tiga sorti. Setiap satu sortir pesawat selanjutnya membawa bahan semai yang disebar sebanyak satu ton.
“Jadi satu hari 3 ton, 3 hari ini sudah 9 ton. Hasilnya beberapa hari lebih-lebih di pagi dan siang hari ini tidak tersedia hujan. Memang tadi malam di Kota Semarang tetap tersedia hujan tapi tetap terkendali,” ungkapnya.
Suharyanto menjelaskan operasi TMC terhadap bagian awal ini dapat terjadi sepanjang lima hari. Meski demikian, pihaknya selamanya memantau suasana cuaca dan konsisten berkoordinasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Hari ini juga tersedia rapat koordinasi di kantor Gubernur bersama Kepala BMKG juga. Kita dapat koordinasi apakah tetap harus diperpanjang (TMC) nya atau dialihkan ke kota lain,” sadar Suharyanto.
Dirinya mengaku kalau Teknologi Modifikasi Cuaca ini terlalu miliki nilai dan bisa diterapkan baik saat tersedia musim hujan maupun saat terjadi kekeringan. Saat terjadi musim hujan, TMC bertujuan untuk mengurangi dan mengalihkan turunnya hujan. Sebaliknya sementara kemarau maupun kekeringan melanda, TMC bertujuan mendatangkan hujan. Menurutnya, pemakaian bahan semai untuk rekayasa cuaca sepanjang ini tidak tersedia pengaruh samping.
“Tapi pasti saja kita tidak bisa menyesuaikan alam secara konsisten menerus, menjadi ini pun dijalankan saat diperlukan. Dengan TMC, saat ini hujan di Kota Semarang bisa dikurangi, tapi di belahan kota lain hujan kan dibutuhkan. Jadi harus dipertimbangkan secara matang, makanya BNPB selamanya berkoordinasi bersama BMKG,” terangnya.