Cerpen: Yang Tersembunyi – Eunike Hanny

- Penulis

Senin, 1 Juli 2024 - 12:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keheningan pagi seketika pecah saat terdengar ketukan sepatu yang dikenakan Johan menapaki ruang tamu. Aku berpaling. Di belakang pria itu, istrinya mengikuti dengan langkah ragu. “Mas, tunggu!”

Johan berhenti melangkah dan berbalik. “Ada apa?”

Sesaat sunyi sebelum Lina berkata, “Aku minta cerai, Mas! Aku sudah nggak tahan hidup sama kamu!” Wanita itu berdiri dengan kaki gemetar di depan sang suami yang bertubuh tinggi besar. Kedua tangannya saling mengait di depan roknya yang terlihat kusut dan lusuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Aku terkejut, terlebih lagi Johan. Matanya menyipit. “Apa?” tanya pria itu sambil menatap tajam pada istri yang baru dinikahinya tiga tahun lalu. “Kamu serius?” Dia mendengkus keras, melangkah maju mendekati istrinya dan membentak. “Kamu berani minta cerai? Kamu kesurupan jin apa, hah!”

Kulihat Lina tersentak kaget dengan gerakan Johan. Dia mundur beberapa langkah hingga punggungnya nyaris menyentuh dinding di belakangnya. Di kedua lengannya samar-samar kulihat lebam-lebam biru. Itu pasti bekas cengkeraman tangan Johan, entah kapan. Mungkin seminggu yang lalu saat kudengar mereka bertengkar tentang wanita lain. Aku mendengar Lina menuduh suaminya berselingkuh lagi.

Johan mengulurkan kedua tangannya untuk menarik kerah kemeja yang dikenakan Lina. Wanita itu tersentak untuk kedua kalinya. “Jangan harap! Lebih baik kamu mati daripada kita cerai!”

Pria itu melepas genggamannya pada kerah baju sang istri lalu tangan kanannya menampar pipi Lina. “Berani-beraninya minta cerai! Kamu minta mati?”

Johan menampar Lina sekali lagi lalu membalikkan tubuh dan berjalan dengan langkah lebar menuju pintu depan. Dia keluar tanpa menoleh lagi—tak peduli pada istrinya yang mulai terisak-isak, dan seperti yang selalu dilakukannya jika suasana hatinya sedang buruk, dia mengunci pintu rumah dari luar. Dia tidak akan meninggalkan kunci cadangan karena takut istrinya akan kabur saat dia tidak di rumah.

Baca Juga:  Wanita Tanpa Nama

Beberapa saat kemudian aku mendengar derum mesin mobil menjauh. Dengan lambat Lina berjalan mendekati sofa, lalu terduduk di hadapanku. Dia menelungkupkan kepala di sofa, dan menangis lebih keras. Aku bergeser sedikit untuk menjauh darinya, tapi masih cukup dekat untuk mendengar keluhannya.

Baca Juga:  Cerpen: Demi Cinta – Eunike Hanny

“Seandainya aku tahu akan seperti ini ….” Lina berkata-kata di sela isak tangisnya.

“Aku nggak bakalan mau dijadikan selingkuhannya ….”

Saat wanita itu mengangkat wajahnya, aku bisa melihat perasaan menyesal di sana. Di antara deraian air mata dan isak tangisnya, berkali-kali dia berbisik. “Maafkan aku, Mbak. Aku nggak tahu kalau Mas Johan sudah punya istri. Saat akhirnya aku tahu, semua sudah terlambat. Aku … aku nggak bisa mundur ….”

Aku termangu mendengar ucapannya. Bukan tidak bisa, tapi kurasa dia memang tidak mau karena terlanjur hamil. Dia butuh suami untuk bertanggung jawab, selain cintanya yang buta.

Dari luar, Johan memang terlihat baik—penuh perhatian dan lemah lembut. Lina pasti terpikat padanya karena dua hal itu. Sama seperti aku dulu. Tidak ada yang pernah mendengar Johan mengumpat dengan kata-kata kasar, atau melakukan kekerasan. Di depan orang-orang, dia pandai menyembunyikan keburukannya. Tidak ada seorang pun yang percaya jika Johan melakukan kekerasan.

“Aku takut, Mbak ….” Lina berbisik dengan suara parau. “Aku takut mati ….” Dia mengatakan hal itu berulang-ulang seperti kaset rusak. “Aku takut mati … seperti Mbak. Aku takut ….” Napasnya terengah-engah.

Aku menatap Lina dengan perasaan pilu. Aku sungguh ingin membantunya sebelum semuanya terlambat. Sayangnya, tubuhku masih terkubur di halaman belakang.

***

Tentang Penulis

Eunike Hanny, tinggal di Tangerang Selatan. Tulisan yang sudah terbit antara lain, Saat Gota Tersesat (cerita anak, bisa dibaca di Gramedia Digital), Klub Bunuh Diri (Bukuditeras), A Prenup Letter (bisa dibaca di iPusnas), dan skenario film pendek untuk layanan streaming. Penulis bisa dihubungi di IG @hanny1806 / FB Eunike Hanny.

Baca Juga:  Cerpen : SAAT KITA BERTEMU LAGI

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

CERPEN: Kembali dalam Pelukan Hangat
CERPEN: Bagian Apes (Terinspirasi dari Kisah Nyata)
Cerpen : Rahasia Gladys – Eunike Hanny
Cerpen : Di Balik Pintu – Eunike Hanny
Cerpen : Rumah Nomor 19 – Eunike Hanny
Cerpen: Terjebak – Eunike Hanny
Cerpen: Tragedi – Eunike Hanny
Cerpen: Upah Dosa – Eunike Hanny

Berita Terkait

Sabtu, 13 Juli 2024 - 12:28 WIB

CERPEN: Kembali dalam Pelukan Hangat

Rabu, 3 Juli 2024 - 07:06 WIB

CERPEN: Bagian Apes (Terinspirasi dari Kisah Nyata)

Senin, 1 Juli 2024 - 13:07 WIB

Cerpen : Rahasia Gladys – Eunike Hanny

Senin, 1 Juli 2024 - 13:05 WIB

Cerpen : Di Balik Pintu – Eunike Hanny

Senin, 1 Juli 2024 - 13:03 WIB

Cerpen : Rumah Nomor 19 – Eunike Hanny

Berita Terbaru

Cuti Bersama Desember 2024, Berikut Tanggalnya

Pendidikan

Cuti Bersama Desember 2024, Berikut Tanggalnya

Senin, 16 Des 2024 - 14:40 WIB