Yoav Gallant mengungkapkan fakta mengejutkan tentang tindakan Netanyahu setelah dipecat

- Penulis

Minggu, 10 November 2024 - 11:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yoav Gallant mengungkapkan fakta mengejutkan tentang tindakan Netanyahu setelah dipecat

Yoav Gallant mengungkapkan fakta mengejutkan tentang tindakan Netanyahu setelah dipecat

Redaksiku.com – Eks Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant membongkar kelakukan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu usai dipecat.

Gallant yang kerap berseteru dengan Netanyahu berkenaan situasi Gaza pascaperang, dipecat Netanyahu pada Selasa (5/11/2024).

Ia pun mengutarakan fakta-fakta mengejutkan berkenaan bekas atasannya tersebut.

Gallant mengungkapkan, memang tentara Israel sudah capai semua tujuannya di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dia juga menyebut Netanyahu menampik kesepakatan damai untuk pembebasan tawanan, bertentangan dengan saran badan keamanannya sendiri.

Hal itu diungkapkan Gallant, Kamis (7/11/2024), waktu berjumpa dengan keluarga tawanan. Pernyataan mengejutkannya itu langsung terlihat di media-media Israel.

“Tak tersedia lagi yang wajib dikerjakan di Gaza. Tujuan yang besar sudah dicapai. Saya takut kami tetap berada di sana, dikarenakan cuma permintaan untuk tetap di sana,” ujarnya, dikutip dari The Guardian.

Yoav Gallant mengungkapkan fakta mengejutkan tentang tindakan Netanyahu setelah dipecat
Yoav Gallant mengungkapkan fakta mengejutkan tentang tindakan Netanyahu setelah dipecat

Ia pun menjelaskan kepada keluarga tawanan bahwa ide Israel wajib tetap berada di Gaza untuk menciptakan stabilitas, merupakan ide yang tak pantas, dikarenakan mengorbankan nyawa para tentara.

Gallant dilaporkan juga berikan mengetahui keluarga tawanan bahwa cuma Netanyahu seorang yang dapat mengambil keputusan untuk capai kesepakatan pembebasan tawanan dengan Hamas.

Pembebasan itu rencananya akan ditukar dengan pembebasan tawanan Palestina yang tersedia di penjara-penjara Israel, dan juga gencatan senjata sementara.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah mencoba menjadi perantara untuk kesepakatan damai sejak Mei.

Bahkan Presiden AS Joe Biden sudah memberitakan cetak biru untuk fase kesepakatan, dan mengeklaim Netanyahu sudah menerimanya.

Namun, PM Israel membawa dampak sejumlah komentar yang memberi tambahan jarak dari Biden dengan syarat-syarat baru.

Ia lantas menghendaki syarat penempatan pasukan militer Israel (IDF) di Koridor Philadelphi di perbatasan Mesir-Gaza, yang tidak diterima Hamas.

Pejabat-pejabat AS bahkan melihat Netanyahu sebagai halangan terbesar untuk capai perdamaian dengan Hamas.

Gallant pun mengutarakan kepada keluarga tawanan bahwa sudah tak tersedia alasan militer untuk bertahan di Gaza.

“Komandan IDF dan aku sudah menjelaskan tak tersedia alasan untuk tetap berada di Koridor Philadelphi,” ucapnya.

Baca Juga:  Penduduk Barcelona Tembaki Wisatawan dengan Pistol Air

“Netanyahu menjelaskan bahwa itu demi kepentingan diplomatik. Saya katakan kepada Anda, tak tersedia kepentingan diplomatik,” ucapnya.

Pernyataan Gallant selanjutnya menjadi ledakan politik di Israel, di mana keluarga tawanan yang tersisa di Gaza, pendukung mereka dan kubu oposisi, menuduh Netanyahu mempertahankan konflik di Gaza untuk menunda pemilu yang baru, yang akan membuatnya kehilangan kekuasaan.

Tak adanya gencatan senjata di Gaza juga memperpanjang konflik di Lebanon, di mana Hizbullah sudah menyatakan akan menambah serangan ke Israel sepanjang Gaza konsisten dibombardir.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) sudah mencoba menjadi perantara untuk kesepakatan damai sejak Mei.

Bahkan Presiden AS Joe Biden sudah memberitakan cetak biru untuk fase kesepakatan, dan mengeklaim Netanyahu sudah menerimanya.

Namun, PM Israel membawa dampak sejumlah komentar yang memberi tambahan jarak dari Biden dengan syarat-syarat baru.

Ia lantas menghendaki syarat penempatan pasukan militer Israel (IDF) di Koridor Philadelphi di perbatasan Mesir-Gaza, yang tidak diterima Hamas.

Pejabat-pejabat AS bahkan melihat Netanyahu sebagai halangan terbesar untuk capai perdamaian dengan Hamas.

Gallant pun mengutarakan kepada keluarga tawanan bahwa sudah tak tersedia alasan militer untuk bertahan di Gaza.

“Komandan IDF dan aku sudah menjelaskan tak tersedia alasan untuk tetap berada di Koridor Philadelphi,” ucapnya.

“Netanyahu menjelaskan bahwa itu demi kepentingan diplomatik. Saya katakan kepada Anda, tak tersedia kepentingan diplomatik,” ucapnya.

Pernyataan Gallant selanjutnya menjadi ledakan politik di Israel, di mana keluarga tawanan yang tersisa di Gaza, pendukung mereka dan kubu oposisi, menuduh Netanyahu mempertahankan konflik di Gaza untuk menunda pemilu yang baru, yang akan membuatnya kehilangan kekuasaan.

Tak adanya gencatan senjata di Gaza juga memperpanjang konflik di Lebanon, di mana Hizbullah sudah menyatakan akan menambah serangan ke Israel sepanjang Gaza konsisten dibombardir.

Ikuti berita terkini dari Redaksiku di Google News atau WhatsApp Channels.

Follow WhatsApp Channel www.redaksiku.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis
Jika presiden tidak mundur, Oposisi Korea Selatan akan memulai pemakzulan
Pasukan Bashar al-Assad mundur setelah pemberontak Suriah mengambil alih Aleppo
Kim Jong Un Menginstruksikan Pembuatan Drone Bunuh Diri Massal
Joe Biden dan Kamala Harris Mengucapkan Selamat atas Kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS 2024
Lebih dari 200 Orang Tewas dalam Banjir yang Melanda Spanyol
Ada Apa Dengan Korea Utara dan Korea Selatan?
3 Jurnalis yang Sedang Tidur Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon

Berita Terkait

Selasa, 17 Desember 2024 - 14:47 WIB

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Rabu, 4 Desember 2024 - 10:25 WIB

Jika presiden tidak mundur, Oposisi Korea Selatan akan memulai pemakzulan

Minggu, 1 Desember 2024 - 14:47 WIB

Pasukan Bashar al-Assad mundur setelah pemberontak Suriah mengambil alih Aleppo

Sabtu, 16 November 2024 - 19:44 WIB

Kim Jong Un Menginstruksikan Pembuatan Drone Bunuh Diri Massal

Minggu, 10 November 2024 - 11:11 WIB

Yoav Gallant mengungkapkan fakta mengejutkan tentang tindakan Netanyahu setelah dipecat

Berita Terbaru

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Bencana

Gempa Vanuatu Merusak Gedung Kedubes AS dan Prancis

Selasa, 17 Des 2024 - 14:47 WIB